Hari Perempuan Internasional Diperingati Setiap 8 Maret, Berikut Sejarah dan Tema Tahun Ini!

- 8 Maret 2024, 21:45 WIB
Perayaan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2024 dengan tema "Invest in Women: Accelerate Progress".*/Instagram/padupandan/
Perayaan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2024 dengan tema "Invest in Women: Accelerate Progress".*/Instagram/padupandan/ /

KABAR PRIANGAN - Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret setiap tahun oleh berbagai negara di seluruh dunia, secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1977. Namun, asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke awal Abad ke-20 ketika perayaan ini pertama kali dimulai.

Pada tahun 2024 ini, dalam perayaan Hari Perempuan Internasional mengambil tema “Invest in Women: Accelerate Progress”. Tema ini muncul sebagai konsep untuk mewujudkan stabilitas ekonomi perempuan, dengan tujuan mendukung upaya menuju kesetaraan.

Baca Juga: 5 Soundtrack Dragon Ball yang Mewarnai Masa Anak-anak Era Tahun 2000-an

Perayaan Hari Perempuan Internasional bermula dari gerakan perempuan untuk hak pilih pada awal abad ke-20. Pada tahun 1908, serikat buruh perempuan di Amerika Serikat menggelar protes untuk tuntutan hak pilih dan perbaikan kondisi kerja. Momentum ini terus berkembang hingga menjadi perayaan global.

Dilansir dari laman resmi International Women’s Day berikut sejarah Hari Perempuan Internasional:

Pada suatu waktu, sekitar 15.000 perempuan bersatu dan melakukan barisan di New York City untuk menyuarakan tuntutan akan jam kerja yang lebih singkat, upah yang lebih adil, dan hak pilih. Gerakan ini terus berkembang, mencapai titik puncak dengan dideklarasikannya National Woman's Day atau Hari Perempuan Nasional pertama.

Baca Juga: Kreator Manga Dragon Ball dan Dr Slump, Akira Toriyama Meninggal Dunia di Usia 68 Tahun

Pernyataan ini diresmikan melalui deklarasi dari Partai Sosialis Amerika, yang memandang perlu untuk memperingati hak-hak perempuan di seluruh Amerika Serikat. Kejadian bersejarah ini terjadi pada tanggal 28 Februari tahun 1909.

Deklarasi National Woman's Day menjadi awal dari pergerakan perempuan yang semakin menguat, menginspirasi langkah-langkah selanjutnya dalam perjuangan menuju kesetaraan gender. Pada masa itu, fokus tuntutan mencakup isu-isu seperti jam kerja yang adil, gaji yang setara, dan hak suara bagi perempuan.

Baca Juga: Bos Persib Umuh Muchtar Kecewa Laga Persib vs Persija, Bobotoh Dilarang ke Stadion

Perayaan ini kemudian menjadi cikal bakal Hari Perempuan Internasional yang kita kenal saat ini, yang secara resmi diakui oleh PBB sejak tahun 1977. Dengan perjuangan yang dimulai oleh ribuan perempuan di New York City pada tahun 1909, Hari Perempuan Nasional menjadi tonggak bersejarah yang terus menginspirasi dan menggerakkan perubahan untuk hak-hak perempuan di seluruh dunia.

Pada tahun 1910, diadakan Konferensi Wanita Buruh Internasional kedua di Kopenhagen. Peristiwa ini menjadi panggung penting bagi gerakan perempuan global, di mana Clara Zetkin, pemimpin 'Kantor Wanita' untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, mengajukan ide mengenai diadakanya Hari Perempuan Internasional.

Baca Juga: Yuk Kunjungi 5 Tempat Wisata Alam Curug di Ciamis: Sajikan Keindahan Alam Mempesona Cocok untuk Munggahan!

Hasilnya, Konferensi Wanita Buruh Internasional setuju secara bulat untuk mengadakan perayaan ini setiap tahun. Keputusan ini menjadi dasar untuk perayaan Hari Perempuan Internasional yang terus dilakukan hingga saat ini. Inisiatif Clara Zetkin dan dukungan dari para peserta konferensi membuktikan keinginan bersama untuk memajukan hak-hak perempuan dan menyatukan gerakan perempuan di seluruh dunia dalam perjuangan mereka menuju kesetaraan.

Perayaan ini juga menjadi panggung untuk mengangkat isu-isu kesetaraan gender yang masih dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia. Diskriminasi, kekerasan, dan kesenjangan dalam berbagai sektor terus menjadi fokus perhatian.

Sebagai hari yang memperingati pencapaian perempuan, Hari Perempuan Internasional terus menjadi momen penting untuk merefleksikan, merayakan, dan merencanakan langkah-langkah menuju kesetaraan gender di masa depan. (Ayu Nadillah)***

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x