KABAR PRIANGAN - Setiap Bulan Ramadhan tiba, berburu takjil sebelum berbuka puasa sambil Ngabuburit menjadi tradisi umat Islam. Namun, hal menarik perhatian belakangan ini adalah antusiasme yang luar biasa dari warga non-Muslim yang ikut berburu takjil di bulan Ramadhan.
Para non-Muslim terlihat antusias memilih berbagai varian takjil, mulai dari kolak, kurma, hingga camilan manis lainnya. Mereka turut merasakan kehangatan dan kebersamaan yang tercipta saat berburu takjil.
Para non-Muslim tersebut bahkan bersedia untuk menyamar sebagai Muslim dengan memakai hijab sebagai tanda identitas yang diakui oleh umat Islam. Mereka tidak hanya membeli takjil, tetapi juga terlihat antusias dan menikmati suasana di bulan suci Ramadhan.
Pendeta dari Gereja Tiberias juga turut mengangkat topik mengenai persaingan dalam berburu takjil yang sedang ramai diperbincangkan. Ia mengatakan sambil bercanda di depan jemaatnya, "Agama kita memang toleran, tapi dalam hal berburu takjil, kita yang harus lebih cepat. Pada pukul 3 sore, mereka masih belum bergerak. Kita sudah siap," ujarnya diikuti tawa jemaatnya.
Namun, pendeta tersebut juga menyampaikan bahwa teman-temannya telah memberi peringatan, "Baiklah, kalian boleh mengatakan begitu sekarang, tetapi nanti pada paskah, kami akan membalas dendam. Pada saat itu, kami akan memborong semua telur, agar kalian harus puasa Paskah dengan makanan Kinder Joy".
Pernyataan tersebut menjadi topik pembicaraan di kalangan netizen Indonesia. Mayoritas netizen Muslim mengungkapkan kekecewaan mereka terkait dengan meningkatnya persaingan dalam mendapatkan takjil menjelang berbuka puasa.