Namun sejak pandemi Covid 19 tak ada latihan karena tak boleh ada aktivitas ekstrakurikuler olahraga di sekolah sehingga para siswa melakukan latihan daring secara masing-masing.
Selain berlatih di sekolah, Shafa juga bergabung dengan PD Kota Tasikmalaya berlatih di GGM Dadaha Kota Tasikmalaya. Latihan dilakukan satu minggu tiga kali yaitu Senin malam, Rabu malam, dan Jumat malam pukul 18.30-21.00.
Baca Juga: Riri, Pesilat Belia Kota Tasikmalaya Rindu Latihan Bersama
Saat pandemi Covid 19 mewabah, latihan di GGM Dadaha dihentikan. Namun seiring meredanya pandemi, saat ini latihan mulai berjalan lagi. Waktunya seminggu tiga kali yaitu Senin malam, Rabu malam, dan Jumat malam pukul 18.30-21.00.
Shafa sendiri tampaknya cocok menekuni pencak silat. Ketika baru dua bulan berlatih ia mengikuti salah satu kejuaraan, langsung meraih juara 3.
Selama mengikuti latihan pencak silat pun ia tak pernah mengeluh. Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Tata Setiawan dan Ny. Didah itu rajin berlatih, bahkan justru Shafa yang sering duluan mengajak orangtuanya mengantar ke tempat latihan.
"Shafa mah selalu semangat saat berlatih teh," kata Didah.
Menekuni cabor bela diri tentu saja membuat tubuh Shafa sering mengalami memar-memar karena latihan atau bertanding, terutama di bagian kaki. Namun ia tak pernah kapok.
Biasanya memar-memar karena benturan itu dalam waktu dua hingga tiga hari juga sembuh dengan terapi RICE (Rest Ice Compression and Elevation) yakni metode penyembuhan dengan menggunakan es.