KABAR PRIANGAN - Fakta menarik Nathan Tjoe A On semakin banyak dikuliti oleh penggemarnya, pasca pertandingan Timnas Indonesia dengan Irak Kamis lalu, Nathan Tjoe A On menjadi sorotan banyak orang.
Karena penampilannya yang gemilang, dan disebut-sebut menjadi tulang punggung Timnas saat hadapi Irak, Nathan Tjoe A On sangat bekerja keras untuk melindungi gawang Indonesia. Sampai jatuh bangun ia untuk menyelamatkan gawang Indonesia dari serangan lawan.
Bahkan Nathan melakukan salah satu penyelamatan heroik pada menit ke 70-an untuk menghalau bola mendatar yang sangat berhaya bagi gawang Timnas Indonesia, karena tidak dapat terjangkau oleh penjaga gawang Ernando, aksi heroik tersebut membuat Nathan terjatuh dan menambrak mistar gawang. Dan selama pertandingan melawan Irak Kamis lalu Nathan banyak penyelamatan-penyelamatan lainnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia vs Irak 1-2 Netizen Soroti Perfoma Nathan Tjoe Aon: Timnas Digendong Nathan
5 Fakta Unik Keluarga Nathan Tjoe Aon
1. Anak Dari Atlet Foot-Ball Amerika
Nathan merupakan anak dari seorang Atlet Foot-Ball yang pernah bermain di Amerika Serikat, dalam wawancara bersama Yussa Nugraha yang diunggah pada akun Youtube Yusaa Nugraha Nathan menceritakan bahwa ayahnya adalah seorang atlet Foot-Ball.
Namun ayahnya justru lebih mendukungnya untuk mendalami sepak bola. Karena menurut ayahnya di negara Belanda sepak bola lebih populer daripada Foot-Ball. Selain itu ayahnya melihat Nathan sangat menyukai bermain sepak bola sejak kecil.
2. Kakek Nathan Lahir di Semarang Jawa Tengah
Seperti yang diketahui bersama bahwa Nathan Tjoe A On merupakan salah satu pemain naturalisasi yang mendapatkan darah Indonesia dari sang Kakek yang lahir dan tumbuh besar di Indonesia.
Tapi kemudian Kakek Nathan kembali ke Belanda dan menikah dengan orang Belanda dan lahirlah Ibu dari Nathan Tjoe A On yang mempunyai setengah darah Indonesia.
3. Kakek Buyutnya Gugur di Indonesia Saat Masa Penjajahan
Seperti yang telah dibahas pada poin kedua, bahwa Kakek Nathan yang lahir dan tumbuh di Indonesia memutuskan untuk kembali ke Belanda. Keputusan itu diambil karena ayahnya atau kakek buyut Nathan telah gugur pada masa penjajahan Indonesia Belanda.