Waspada Periode Usia 40-50 Tahun Menuju Lansia, Tim PbM SK Unsil Tasikmalaya Dorong Pola Hidup Sehat

17 Oktober 2022, 15:53 WIB
Tim Pengabdian Masyarakat Skema Kesehatan (PbM SK) FKIP Unsil Tasikmalaya bersama sejumlah kader PKK berfoto seusai melakukan edukasi peningkatan kualitas hidup melalui penerapan pola hidup sehat, Sabtu 15 Oktober 2022.* /Dok. PbM SK Unsil /

KABAR PRIANGAN - Usia 40-50 tahun merupakan periode kehidupan yang perlu diwaspadai karena periode tersebut merupakan awal mula menuju lanjut usia (lansia).

Pada periode itu pula rentan terhadap penyakit degenerative dan kualitas hidup semakin menurun. Penurunan kualitas hidup ditandai dengan tidak adanya semangat beraktivitas atau tidak ada kegiatan rutin.

Untuk meminimalisir dampak kurang baik pada periode usia itu, Dosen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya Resty Agustryani MPd, menyarankan agar kondisi fisik harus senantiasa menjadi perhatian.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Maluku, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

"Masyarakat kadang lupa terhadap betapa pentingnya kesehatan apalagi di usia senja. Nah kesehatan jasmani tentu harus jadi pilihan. Sebab kesehatan jasmani merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan olahraga,"

ujar Resty yang juga Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Skema Kesehatan (PbM SK) FKIP Unsil Resty Agustryani didampingi Anggota Tim Selly Purnama, MPd, dan Novi Soraya, MPd, saat menggelar edukasi tentang peningkatan kualitas hidup melalui penerapan pola hidup sehat
kepada kader PKK Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu 15 Oktober 2022.

Ditambahkan Resty, saat ini banyak warga di Sariwangi yang belum mengetahui bahwa sesungguhnya banyak aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh ibu-ibu ketika berada di rumah. Karenanya dia pun mendorong masyarakat meluangkan waktu untuk berolahraga.

Baca Juga: Cara Membuat Martabak Manis Teflon Rumahan Sederhana dengan Takaran Sendok, Wajib Coba di Rumah!

"Sebab aktivitas fisik sangat diperlukan untuk menjaga agar otot dan syaraf-syaraf tetap peka dan tidak kaku," Ujarnya.

Menurutnya, edukasi dan motivasi terkait kesehatan mengenai kualitas hidup dan cara-cara yang dapat dilakukan agar masyarakat tetap sehat pun diharapkan terus dilakukan oleh setiap stakeholder dimanapun.

"Sehingga mereka dapat hidup di usia senja dengan berkualitas. Sebab semakin tingginya derajat kesehatan masyarakat akan menjadi salah satu penentu tingginya usia harapan hidup," tutur Resty.

Baca Juga: Komplotan Tersangka Pencuri Domba di Panjalu Ciamis Diciduk, Beroperasi di 13 TKP Termasuk Tasik dan Banjar

Kegiatan pengabdian juga diisi prakteik cara melakukan aktivitas fisik di rumah, teknik yang diajarkan adalah Senam Ceria.

Dalam kegiatan yang dibantu sejumlah mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Unsil itu, belasan ibu-ibu tampak antusias. Apalagi diantara mereka sudah rutin menggelar senam pagi di halaman sekretariat posyandu setiap hari Minggu pagi meski dengan jenis senam berbeda.

Namun Agar lokasi kegiatan senam lebih segar, Resty menyarankan agar para kader posyandu memanfaatkan halaman yang ada ditanami tanaman obat atau sayur-sayuran.

Baca Juga: Resep Mudah Roalde Tahu Sayur, Lauk Pauk dan Cemilan Ekonomis yang Bergizi!

"Kami lihat sekretariat posyandu belum dimanfaatkan. Padahal selain segar, pemanfaatan lahan kosong jadi kebun sayuran atau tanaman obat akan lebih bermanfaat," kata dia.

Selain itu, alat pengukur tekanan darah atau tensimeter yang ada di posyandu sudah tidak layak untuk digunakan. Sehingga disarankan untuk diganti. "Hal itu penting guna memastikan akurasi tekanan darah saat masyarakat diperiksa di posyandu," ujar Resty.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler