Rendezvous Blues ke 5, Musik Blues Makin Digemari Warga Tasik

24 Februari 2022, 14:27 WIB
Salah satu penampilan band pengisi acara Rendevous Blues 5 di Bracko kafe Tasikmalaya, Rabu, 23 Februari 2022 malam. /kabar-priangan.com/irman s/

KABAR PRIANGAN - Sejumlah musisi dan band Tasikmalaya turut menyemarakan acara Rendezvous Blues ke 5 yang digelar di Bracko kafe Tasikmalaya.

Mengusung tembang dengan genre blues karya musisi blues dunia mulai Eric Clapton, Rolling Stones, Stevie Ray Vaughan, Johny Otis, the Beatles, The Door sampai pada tokoh yang dianggap sebagai bapak blues dunia, Jimi Hendrix, membuat penonton tak beranjak untuk menikmati sajian pentas. 

Acara itu sendiri digelar sebagai ajang reuni dan silaturahmi para musisi dan penggemar musik blues Tasikmalaya yang digelar rutin saban tahun.

Baca Juga: Misteri Galunggung, Kisah Mama Ajengan Kikisik yang Disebut-sebut Mampu Membelokan Amuk Lahar Panas Galunggung

"Silaturahmi ini harus tetap dipertahankan sembari terus berupaya memperkenalkan aliran  musik ini ke masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya,” kata Ketua panitia kegiatan, Joni Brader di sela acara itu, Rabu 23 Februari 2022 malam.

Selain Braderjon, turut tampil pada ajang itu diantaranya Odang N Friends, Duddy N Friends, serta Indra IGC.

“Kami pun berdoa dan berharap kondisi pandemi segera berakhir hingga aktivitas bisa berjalan normal lagi," ujar dia.

Baca Juga: Panglima Santri Jabar Bereaksi: Tak Elok Tasbihkan Adzan dengan Gonggongan Anjing  

Rencananya, acara akan dihadiri Budi Arab, musisi Tasik yang banyak berkiprah di kota besar.  Hanya sayang, yang bersangkutan batal hadir karena tengah berduka ditinggalkan  orangtuanya.

Meski demikian, acara tetap berlangsung meriah hingga puncaknya, sejumlah komunitas pecinta blues menggelar jamming sesion dan banyak diantara penonton turut menyumbangkan suara emasnya atau bermain alat musiknya.

Joni dan Fakong, dua personil Braderjon mengaku senang karena genre musik blues yang semakin diterima di kalangan pecinta musik di Tasikmalaya.

Baca Juga: Sinopsis Film Garis Waktu, Adakah Kesamaan Cerita Pelakor dengan Film Layangan Putus?

"Antusiasme pecinta genre musik ini semakin luar biasa. Kampanye komunitas Brangos Blues Brother choi, *txvt oco gt" dan para musisi Tasikmalaya tampaknya cukup berhasil, " ujar Fakong.

Buktinya, tak hanya kalangan "kolonial" yang datang, banyak kaum milenial juga tak mau ketinggalan untuk mencoba menyelami sensasi musik tersebut.

Rommi, Harniwan dan sejumlah pecinta musik blues pun mengaku terhibur dengan penampilan apik para musisi yang unjuk kebolehan.

Baca Juga: Jawa Barat Dibagi Menjadi Lima Provinsi. Pansus Pemekaran Wilayah Berikan Jawaban Ini

"Lumayan, menyaksikan penampilan mereka membuat indeks kebahagiaan saya terdorong, " kata mereka.

Sebab bagi mereka, ketika mendengarkan musik blues membuat perasaan tenang dan memperlambat detak jantung. "Asik, keren dan mood saya juga kembali dan semangat lagi untuk bekerja haha, " ujar mereka.

Blues memang identik dengan perasaan emosional. Hal itu karena sejarah awal blues memang demikian. Musik ini bermula dari nyanyian budak Afrika yang terpaksa bekerja di Amerika Serikat selama Perang Saudara akhir abad 19.

Baca Juga: Nafa Salvana, Remaja Karawang Melenggang di Runway Milan Fashion Week. Alumni SMAN3 Karawang Bangga

Nyanyian itu menggambarkan kehidupan menyedihkan sekaligus penyemangat bagi kaum tertindas.

Berbeda dengan penyanyi genre lain yang menggambarkan lagu lewat lirik, penyanyi blues menyampaikan makna lagu lewat perasaan dan teknik menyanyi.

Hal tersebut membuat musik blues terdengar sedih walaupun liriknya tidak selalu berisi kepedihan.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler