Pentas Drama "Orang Kasar" di GKT Kota Tasikmalaya Dipadati Penonton

7 Juli 2022, 16:17 WIB
Sebuah adegan dalam pentas drama berjudul "Orang Kasar" di GKT.* /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Pentas drama berjudul "Orang Kasar" karya Anton P Chekhov yang diterjemahkan WS Rendra berhasil menggugah emosi ratusan penonton yang memadati Gedung Kesenian Tasikmalaya (GKT) pada Rabu 6 Juli 2022 malam.

Kelima aktor yang terdiri dari Kachfi (Bilal), Rika "Ikok" Mustika (nyonya Martopo), Dwi Feb (mandor darmo), serta Seni dan Mikdam (pembantu satu dan dua), Para aktor pun cukup sukses memerankan tokoh dari naskah yang diadaptasi dalam bahasa Indonesia dan Sunda itu.

Pentas Drama yang didukung teater Ngaos. Art itu jadi menjadi salah satu bagian dari rangkaian ujian akhir dua orang mahasiswa jurusan Sendratari FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) yakni Kachfi yang jadi aktor utama sert Rizky Surya Pangestu yang jadi penata artistiknya.

Baca Juga: Aplikasi MyPertamina Sudah Diunduh 1 Juta Pengguna, Rating di PlayStore Cuma Segini

"Alhamdulillah meski ada beberapa catatan koreksi, secara umum pentas berjalan sukses, " kata Ridwan Hasyimi, sutradara pentas tersebut.

Drama yang berkisah tentang seorang janda Nyonya Martopo yang ditinggal mati suami tercinta dengan meniggalkan banyak utang itu, ujar Ridwan digelar dua kali.

Pentas di siang hari dilakukan di hadapan para penguji ke dua mahasiswa dan pada malam harinya untuk masyarakat umum.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Laga PSIS Semarang vs Arema FC di Semifinal Leg 1 Piala Presiden 2022 Sore Ini

Selain mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi dan pegiat seni teater, tampak hadir menyaksikan itu diantaranya perwakilan dari Pemkot Tasikmalaya, Disporabudpar, Ketua Komunitas Cermin Ashmansyah Timutiah, pentolan teater dongkrak Tasik Wit Jabo, Ketua Komisi I DPRD Kab. Tasikmalaya H. Demi Hamzah Rahardian dan sekitar 500 penonton.

Proses penggarapan drama itu dilakukan sekitar dua bulan dimana dalam durasi itu para pemeran mengaku harus berlatih hingga merujuk jurnal jurnal psikologi.

"Hal itu penting untuk memastikan kondisi mental saya dengan peran yang saya bawakan," kata Rika, pemeran nyonya Martopo.

Baca Juga: Mendag Luncurkan Minyak Goreng Rakyat ‘Minyakita’, Simak Penjelasan di Mana dan Bagaimana Cara Membelinya

Memang, kata dia, prosesnya cukup melelahkan, tetapi itulah kinerja keaktoran dan dia mengaku cukup menikmati.

Hal senada dikatakan Kahfi yang merasa memiliki tantangan dalam mengobservasi bentuk luar tokoh maupun keadaan batin yang diperankan.

"Karena pertunjukan menggunakan metode akting stanislavski mengusung gaya realis otomatis jadi tantangan yang menuntut kecermatan," ujar Kachfi.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Empat Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Madasari Pangandaran. Satu Orang Belum Ditemukan

Sementara disinggung soal material yang tergolong berat di ongkos, Wit Jabo memandang bahwa hal itu merupakan tuntutan dari naskah yang dipilih. Memang harusnya bisa lebih kreatif dan efisien, tetapi butuh waktu.

"Saya pikir sudah bagus dan kreatifitas para mahasiswa untuk menghidupkan dunia teater harus terus dilakukan," ujar Seniman berambut gondrong itu.

Demi Hamzah yang datang bersama istri dan anak-anak nya pun kagum dengan penampilan yang dinilainya cukup menghibur serta mengedukasi.

Baca Juga: Timnas Indonesia Miliki Masalah di Penyelesaian Akhir, Shin Tae-yong: Jika Ada Penyerang Bagus Beritahu Saya

"Harusnya ada pentas rutin bulanan atau malah mingguan yang digelar rumpun seni teater. Ini perlu agar pecinta seni maupun para pemimpin lebih banyak tahu tentang seni dan tergerak untuk mengembangkannya jadi lebih baik," Kata dia.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler