KABAR PRIANGAN - Minat generasi muda untuk belajar kesenian wayang golek tampaknya masih terbilang tinggi. Sayangnya, tidak ada yang mengarahkan dengan optimal. Maka ikhtiar untuk mengenalkan seni tradisi dan wayang golek kepada generasi muda harus intens dilakukan.
Demikian dikatakan Andri Candiaman, pemimpin Padepokan Seni Rangga Setra di Padepokan Seni Rangga Setra Tasikmalaya, Jalan Bebedahan, Kelurahan Lengkongsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Selasa 15 Maret 2022.
Meski kepengurusan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Tasikmalaya nyaris mati suri, Andri tak pernah menyerah mengenalkan wayang golek kesenian yang diakui sebagai warisan budaya tak benda (WBTB)
atau Intangible Culture Heritage (ICH) oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO pada 2008 ini.
Di Tasikmalaya sendiri, para tokoh pedalangan hingga kini makin berkurang. Dalam sepuluh tahun terakhir, beberapa dalang sepuh meninggal. Tersisa sekitar 20 dalang di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, namun eksistensinya memudar lantaran semakin jarangnya pementasan.
Komunitas pecinta wayang di Tasikmalaya tidak begitu banyak, padepokan yang masih eksis menjaga kelestarian kesenian wayang juga tersisa sekitar 20 padepokan.
Tapi, setiap padepokan juga membawahi kepesindenan, karawitan, dan kesenian-kesenian yang berkaitan dengan pelaku pertunjukan wayang golek. Jumlahnya bisa puluhan setiap padepokan.Ia mengakui belum memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mengenalkan wayang.