Baca Juga: Perwakilan Guru Honorer Peserta Tes PPPK Datangi Dewan Pendidikan Garut, Ini Tuntutannya
Mereka menciptakan band dengan bantuan pengasuh dan mantan pengajar mereka, Cep Ersa Eka Susila Satia, waktu masih duduk di Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada Februari 2014 di Desa Ciudian, Kecamatan Banjarwangi, Garut.
Baru kemudian dinamakan Voice of Baceprot setelah band ini diasuh oleh Abah Erza dan ketiganya diajari bermain gitar hingga drum.
Firdda menjelaskan, maksud baceprot di sini memang disesuaikan dengan karakter mereka yang ekstrovert atau supel.
Baca Juga: Teror Begal Pantat di Singaparna Masih Membuat Resah, Polisi Mulai Periksa Sejumlah Saksi
Mereka bukan cerewet dalam konotasi negatif, tapi berisik untuk menyuarakan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Cara mereka menyuarakannya adalah lewat lagu dan musik yang sesuai dengan genre band mereka.
Awalnya dikenal sebagai tiga anggota Voice Of Baceprot, trio wanita muda metal. Membuat beberapa cover lagu metal favorit dengan menggunakan instrumen mereka.
Baca Juga: Dikabarkan Mengidap Kanker Prostat, SBY Akan Berobat ke Luar Negeri
Tapi siapa sangka grup band asal Garut selatan ini bisa mewarnai kancah musik Indonesia.