Berawal DM dari Ayudya Gita, Jayil Pak Tayangkan Film Korea Georgia Secara Online

- 19 Desember 2021, 15:06 WIB
Berawal DM dari Ayudya Gita, Jayil Pak tayangkan Film Georgia secara online.*
Berawal DM dari Ayudya Gita, Jayil Pak tayangkan Film Georgia secara online.* /Kabar-Priangan.com/Twitter @mineurbaes

KABAR PRIANGAN – Film Georgia merupakan film pendek Korea Selatan yang disutradrai oleh Jayil Pak. Film dengan durasi 29 menit ini memenangkan Cambridge Film Festival dalam kategori Best Short Film.

Film pendek yang bisa ditonton di YouTube ini dibuka oleh sang sutradara bagi warganet di Indonesia pada tanggal 11–12 Desember 2021. Banyaknya antusiasme penonton film Georgia, akhirnya Jayil Pak baru menutup film tersebut pada Jumat malam, 17 Desember 2021.

Dalam caption yang ditulis sang sutradara dalam kanal YouTubenya, film Gaorgia ini bisa ditonton oleh warganet di Indonesia atas permintaan Ayu.

Baca Juga: Cuaca Jawa Barat 19 Desember 2021: Waspada Hujan Disertai Petir pada Sore hingga Malam di Priangan Timur

Ayudya Gita dalam akun Twitternya menceritakan tentang bagaimana dirinya bisa menghadirkan film Georgia untuk bisa ditonton warganet Indonesia.

“Berawal dari menulis sebuah review pendek, hingga berhasil menayangkan secara khusus Georgia dan mengadakan diskusi langsung dengan Jayil Pak sebagai sutradara,” cuit Ayu dalam akun Twitternya @mineurbaes.

“Dan mendapat bonus hadiah sertifikat penghargaan ke-37 Georgia. Ini luar biasa,” lanjutnya.

Baca Juga: Burgerkill Rilis Video Single Roar of Chaos Setelah 100 Hari Ebenz, Ini Vokalis Baru Mereka

Ayu juga mengatakan bahwa film Georgia ini akan segera hadir dengan subtitle Indonesia saat mengumumkan bahwa penayangan film pendek Georgia resmi berakhir.

“Penayangan film pendek Georgia resmi di akhiri. @JayilPak sebagai sutradara sangat berterima kasih kepada kalian semua atas antusiasnya terhadap Georgia. Semoga tidak akan ada Jina lainnya mulai saat ini. Georgia akan kembali di tahun depan dengan subtitle Indonesia,” cuit Ayu pada Sabtu pagi, 18 Desember 2021.

Film Georgia sendiri menceritakan tentang bagaimana perjuangan orang tua yang mencari keadilan atas kematian putri mereka yang bunuh diri akibat diperkosa oleh 18 orang. Mereka kemudian membuat banner untuk melakukan protes karena merasa hukum tidak berpihak kepada mereka. Banner tersebut dibuat dengan font Georgia.

Ayu menjelaskan dalam akun Twitternya bahwa film Georgia ini berdasarkan kasus Miryang yang terkenal di Korea Selatan pada tahun 2004 dan terus memicu kemarahan publik hingga sekarang.

Baca Juga: Lirik Roar of Chaos dari Burgerkill yang Baru Diluncurkan Resmi, Mengobati Kerinduan Para Begundal

Berawal dari mengirim DM ke Instagram Jayil Pak yang kemudian memberi Ayu link fakta-fakta menarik dari film Georgia ini.

Ayu melihat banyak sekali kasus pemerkosaan yang mengakibatkan korban melakukan bunuh diri karena tidak mendapat keadilan.

“Film ini memperlihatkan bahwa Hukum di dunia masih saja tumpul ke atas dan berpihak pada mereka yang ber-uang,” ungkap Ayu yang Kabar-Priangan.com kutip dari akun Twitternya pada Sabtu, 18 Desember 2021.

Baca Juga: Enam Tahun Waduk Jatigede, Belum Dirasakan Manfaatnya Oleh Masyarakat Sumedang

Akhirnya Ayu mendapat kabar baik dari Jayil Pak bahwa film Georgia ini bisa ditonton oleh warganet Indonesia. “Mr. Jayil Pak senang sekali sama respon teman-teman yang mau menonton film ini," cuit Ayu pada 5 Desember 2021.

"Karena ini film pendek dan independent akan sangat sulit menontonnya kecuali di festival, maka dari itu Mr. Jay mau mengadakan screening ini karena pesan film ini penting untuk ditonton,” tuturnya menambahkan.

Akhirnya film Georgia pun bisa ditonton di YouTube https://youtu.be/TDoW74R7Stg pada 11 Desember 2021 dan terus diperpanjang hingga tadi malam. Saat ini akun YouTube tersebut sudah tidak bisa dibuka.

Ada penjelasan menarik lain tentang film Georgia ini yang diunggah oleh akun Twitter @plumssi“Film ini punya pesan menarik:

"1. Font georgia tdk berfungsi untuk huruf hangeul sehingga tidak bisa dibaca dan dimengerti, kecuali oleh penulis. 2. Sama halnya dengan hukum yang tidak bekerja pada kasus-kasus KS. Juga, empati yg tdk dirasakan oleh semua orang, kecuali keluarga korban,” cuit @plumssi.*



Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x