Di sesi Runway, para model INTM tampak unyu-unyu, mereka anggun, cantik, dan sedikit menggoda dengan menggunakan kebaya tradisional berwarna-warni, kipas, selendang, dan sanggul kecil. Mengingatkan pada sosok Nyai Dasimah.
Tokoh dalam cerita rakyat di Batavia dengan latar tahun 1913 yang mencintai orang Eropa dan rela menjadi ‘Nyai’ pada masa kolonialisme di Indonesia.
Para Nyai Dasima itu berlenggak lengok di atas panggung pertunjukan busana INTM sambil memainkan kipas dan selendang, dengan lirikan yang menggoda.
Nathalie tampak bersinar. Meski Kimmy berpendapat Nathalie terlihat seperti Fashion Dancer karena terlalu banyak bergerak. Tapi Panca Makmun membela, “Kalau memang itu mendukung, gak apa-apa.”
Iko, Marella, dan Berlian mendapat pujian dari Dave Hendrik. Iko dapat memberikan layer actraction dengan memainkan selendang dan kipas, Marella bisa berinteraksi ke sisi kanan dan kirinya dan tetap cantik. Dan Berlian mencuri perhatian dengan tatapan matanya yang sayu.
Sementara Paula dinilai terlalu kaku dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pose. Meski begitu, menurut Dave Hendrik, ia adalah satu-satunya model yang cara jalannya paling benar saat menggunakan kebaya. Sehingga kainnya tidak terangkat.
Berdasarkan hasil photoshoot dan runway, juri memutuskan Marella sebagai model of the week, diurutan selanjutnya ada Iko dan Nathalie. Paula dan Berlian harus berada di bottom two.
Kali ini juri tidak lagi menyelamatkan mereka berdua. Paula berada di bottom two, selain karena runway nya kurang maksimal, paula dinilai semangatnya tidak konsisten. Naik turun. Padahal ia satu-satunya model yang sudah empat kali menjadi model of the week.