Network
KABAR PRIANGAN - “Pilih siapa?”- “Pilih yang menang!”- “Iya dong, jelas!”, kutipan dari perfomance art yang dibawakan oleh kelompok seni Ngaos Art pada pembukaan pertunjukan dramamusikal Satru oleh Matra_20 pada Selasa malam, 27 Juni 2023 di selasar Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKKT).
Ngaos Art membalut pembukaan pegelaran itu dengan tema pesta demokrasi. Dimulai dengan instalasi beberapa bilik suara yang berjajar di halaman GKKT, dihiasi dengan bendera umbul-umbul berwarna putih, serta baliho-baliho dari para calon atau kandidat, lengkap dengan jargon-jargonnya.
Ngaos Art juga membuat situasi seolah-olah penonton tengah melakukan pencoblosan. Di selasar bagian luar, para penonton yang telah memiliki tiket pertunjukan dipersilahkan untuk memasukan tiket itu ke dalam kotak suara yang dibuat dengan ukuran sangat besar, selanjutnya mereka mencelupkan kelingkingnya kedalam tinta. Barulah setelah itu, penonton dapat memasuki selasar bagian dalam.
Di selasar dalam, tersaji performance art dengan beberapa naskah dan puisi, diantaranya cuplikan naskah Celeng-an karya AB Asmarandana, puisi berjudul Rakyat karya penyair Hartojo Andangdjaja, dan puisi dengan judul Berdarah karya Sutardji Calzoum Bachri.
Baca Juga: Seniman SMKN 1 Sumedang Wakili Jabar ke Tingkat Nasional Even FLS2N 2023
Setelah menyaksikan pertunjukan pembuka, penonton dipersilahan untuk masuk ke ruang pertunjukan yang diiringi dengan lagu berjudul Sampah Visual dari kelompok musik KataSwara, bercerita tentang banyaknya gambar dan foto tersebar dijalan tapi tak ada yang dikenal ketika masa kampanye.
Kemudian dilanjutkan dengan pementasan dramamusikal basa Sunda berjudul Satru, naskah karya Nazarudin Azhar, sutradara Ridwan Hasyimi, yang menceritakan masa kampanye pemilihan kuwu. Pementasan tersebut memberi pesan agar pesta demokrasi berjalan dengan sehat.
Baca Juga: Prodi Sendratasik FKIP Umtas Gelar Dramamusikal, Kaprodi: Proses Kreatif Penting untuk Mahasiswa
