Geliat Pecinta Film di Daerah, Tetap Eksis di Tengah Berbagai Masalah Industri Film Indonesia

- 12 Oktober 2023, 15:31 WIB
Acara Ngopi (Ngobrolin Pilem) yang diadakan oleh komunitas film di Ciamis.
Acara Ngopi (Ngobrolin Pilem) yang diadakan oleh komunitas film di Ciamis. /Dokumentasi Crew-puk/

KABAR PRIANGAN – Komunitas pecinta dan perkumpulan film di Ciamis baru-baru ini mengadakan kegiatan bertemakan Silaturahmi dan Nonton Bareng Antar Komunitas dengan judul NGOPI: NGObrolin PIlem.

Acara yang diadakan oleh Punakwan Pictures dan Crew-puk Production di Dinas Perpustakaan Kabupaten Ciamis pada Jumat, 29 September 2023 tersebut, berhasil mengumpulkan sekitar tiga puluh peserta para pecinta film untuk menonton dan berdiskusi bersama.

Tercatat ada perwakilan dari Komunitas Literasi, Duta Baca, perwakilan dari SMKN 1 Rancah, SMPN 2 Ciamis, SMPN 1 Ciamis, MAN 2 Ciamis, dan SMA Informatika.

Selama kurang lebih tiga jam, film-film pendek karya para komunitas diputar untuk kemudian dilanjut dengan diskusi.

Baca Juga: Miliki Prestasi, Komunitas Sepeda BMX di Garut Kecewa Tak Miliki Sirkuit

Film-film yang diputar tersebut adalah Merawat Kebhinekaan (Produksi Punakawan Pictures), Ngantunkeun (Produksi Crew-puk Production), Ngeunteung (Produksi SBA Official IAID Ciamis), Secanting Asih (Produksi SMKN 1 Rancah), dan Kok Bisa Gitu? (Produksi SMA Informatika).

Kehadiran ruangan audio visual di gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Ciamis, memberi ruang dan angin segar bagi para pecinta film di Ciamis.

Mengingat untuk bioskop komersil, Ciamis hanya memiliki satu tempat, dan itu pun tak bisa selalu memutar film jika jumlah penonton tak melampau batas minimal.

Jumlah layar bioskop di Indonesia memang masih sedikit dan berpusat di Pulau Jawa, di Jabodetabek serta kota-kota besar lebih tepatnya. Data dari filmindonesia.or.id per 13 Januari 2023, jumlah bioskop di Indonesia adalah 500 unit.

Baca Juga: Ini 3 Komunitas Bersih-bersih Sungai yang Kegiatannya Viral di Medsos!

Ibu Kota Jakarta adalah kota terbanyak yang memiliki bioskop dengan jumlah 88 unit, disusul Tangerang dengan jumlah bioskop 36 unit.

Permasalahan jumlah layar bioskop tersebut tentu saja akan berpengaruh pada jumlah penonton.

Menurut akun X @bicaraboxoffice, perolehan penonton untuk film Indonesia tahun ini (hingga Oktober 2023) hanya sebanyak 32,5 juta.

Jumlah tersebut masih sangat jauh dari perolehan penonton tahun sebelumnya. Di tahun 2022, jumlah penonton film Indonesia hampir mencapai 60 juta penonton, rekor tertinggi jika dibandingkan dengan jumlah dari tahun 2007.

Gempuran film-film luar yang lebih menarik minat serta terlalu bertumpunya industri film Indonesia pada genre film horror disebut menjadi salah satu penyebabnya.

Baca Juga: Jans Park Kerjasama dengan Komunitas Lokal Jatinangor Gelar Ramadan Culture Festival

Selain itu, industri film Indonesia disebut sebagai industri yang tertutup, karena untuk bisa berkarya dengan lebih luas, sineas perlu circle dan koneksi dengan berbagai pihak.

Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan ekosistem tumbuh dengan lambat karena sulitnya generasi baru ikut berkarya.

Hal tersebut seperti yang dituliskan akun X @CharliePortree, “industry film Indonesia relative tertutup. High barrier of entry. Karya berbasis circles. Kalau ga punya koneksi, sulit masuk. Misal script. Mau skrip sebagus apa, klo ga ada “cantolan” di industry ya susah. Blm kalau rangkap role. Sutradara iya, nulis iya. Ekosistem tumbuh lambat.”***

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah