KABAR PRIANGAN - Kegiatan karnaval bertema satanic yang diselenggarakan di Kota Sao Paulo, Brazil selama seminggu yaitu dimulai pada 11 Februari-19 Februari 2023 lalu menjadi pusat perhatian warganet.
Banyak video yang tersebar meriahnya karnaval tersebut melalui media sosial Tiktok, dalam video itu memperlihatkan arak-arakan karnaval dengan menampilkan patung menyerupai iblis dan mempertontonkan seperti menyembah berhala, menghina Tuhan, hingga ada peserta karnaval yang tidak berbusana.
Berdasarkan penjelasan dari akun Tiktok @sellinenamanya, bahwa sehari sebelum diselenggarakannya karnaval, patung Christ The Redeemer di Rio de Janeiro tersambar petir dan banyak diabadikan menggunakan kamera.
Adapun yang berkomentar di Twitter, bahwa perayaan karnaval tersebut berkaitan dengan agama. Karnaval dengan sebutan Mardi Gras atau tradisi sebelum Rabu Abu dalam Katolik.
"Tradisi karnaval trsbt dilakukan karena selama Rabu Abu (permulaan masa prapaskah) org2 udh gaboleh berhura-hura lagi (berpuasa & berpantang). Lalu ada simbol iblis kayak gitu menurutku untuk sekedar pengingat sih bahwa selama masa Prapaskah harus memusnahkan devil itu sendiri," jelas akun @lo****y di Twitter.
Namun, penjelasan tersebut mendapatkan kontra di kalangan netizen Twitter, seperti balasan dari akun @Ir*****29.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Bandung Malam Hari yang Lagi Hits 2023, Nomor 4 Menunya Murah dan Enak
"U mean this? Are u kidding me? Ini sih bukan pengingat buat memusnahkan devil, tapi lebih ke pemujaan devil opinimu itu agak laen," ungkapnya disertai foto yang menampilkan iblis dengan kostum merah menyeret Tuhan Yesus.
Selepas perayaan karnaval tema satanic yang sangan meriah dan berjalan lancar, tepatnya pada 21 Februari 2023 terjadi bencana alam banjir bandang dahsyat dan longsor di Sao Paulo, Brazil.
Banyak netizen Indonesia yang mengaitkan karnaval satanic itu dengan bencana banjir dan longsor yang terjadi.
Ternyata, ada pun orang Brazil yang berkomentar jika bencana yang terjadi itu hukuman dari Tuhan.
Dilansir oleh Kabar-Priangan.com dari Antara, jumlah korban tewas sebanyak 65 orang akibat dari hujan deras yang memicu banjir bandang dan tanah longsor.
Sekitar 2.000 lebih penduduk kehilangan tempat tinggal dan dievakuasi ditakutkan akan adanya tanah longsor kembali.
Bencana tersebut terjadi dikarenakan curah hujan yang yang dua kali lipat sangat deras dari biasanya.***