Pasien Terluka yang Tidak Terevakuasi dari Rumah Sakit Al-Shifa Hadapi Kondisi yang Mengerikan

- 27 November 2023, 19:15 WIB
Pasien Al-Shifa hanya dapat duduk di tempat tidur, mereka tidak terevakuasi pada 18 November 2023 lalu./Reuters/ Abed Sabah
Pasien Al-Shifa hanya dapat duduk di tempat tidur, mereka tidak terevakuasi pada 18 November 2023 lalu./Reuters/ Abed Sabah /

KABAR PRIANGAN - Ketika gencatan senjata dimulai dan para petugas dari organisasi kemanusiaan dan media dapat memasuki Rumah Sakit Al-Shifa, baru benar-benar terlihat betapa mengerikan kondisi rumah sakit dan pasien-pasien yang berada di sana, tidak sanggup berpindah karena kondisi mereka.

Gencatan senjata untuk jeda kemanusiaan telah membuka mata akan seriusnya kondisi pasien-pasien yang ditinggal. Pasien-pasien ini adalah mereka yang tidak mampu untuk bergerak mandiri sehingga mereka terpaksa tetap berada di rumah sakit ketika tidak terevakuasi pada 18 November 2023 lalu.

Rumah Sakit Al-Shifa telah menjadi fokus utama serangan darat Israel di Gaza utara pada minggu-minggu terakhir mendekati gencatan senjata. Rumah sakit ini telah dituduh menjadi markas operasi Hamas meskipun Hamas dan pihak rumah sakit menyangkalnya.

Baca Juga: Hari ke-49 Israel-Hamas Palestina: Rangkuman Peristiwa Penting Tanggal 24 November 2023

Rumah sakit ini sempat dibentengi oleh tank-tank Israel dan tentara Israel merangsek masuk ke dalam rumah sakit dengan dalih melakukan penyisiran terhadap anggota Hamas dan markas Hamas yang ada di dalamnya.

Pasukan Israel memerintahkan para dokter, pasien dan pengungsi di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza untuk mengevakuasi kompleks medis tersebut, memaksa beberapa orang untuk pergi dengan todongan senjata, demikian ungkap para dokter dan pejabat Palestina kepada Al Jazeera.

Ismail al-Thawabta, direktur jenderal kantor media pemerintah di Gaza, mengatakan tentara Israel memaksa keluar lebih dari 500 orang yang terluka dan pasien dengan todongan senjata.
"Rumah Sakit Al-Shifa telah berubah menjadi kamp penahanan, pusat interogasi, barak militer, dan kuburan massal," katanya.

Baca Juga: Tentara Israel Tangkap Direktur RS Al-Shifa dan Sejumlah Dokter di Gaza Palestina Saat Konvoi Bersama WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut Al-Shifa sebagai "zona kematian". Lebih dari 200 tenaga medis telah terbunuh dan sebagian besar rumah sakit ditutup dalam beberapa minggu pengeboman tanpa pandang bulu oleh Israel.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat

Sumber: Al Jazeera


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x