Air Laut Pangandaran Hasilkan Garam Berkualitas , Ini Sebabnya

31 Mei 2021, 10:13 WIB
Kelompok petani garam di Kecamatan Cimerak menampilkan hasil panen garam dalam pameran beberapa waktu lalu. Hasil uji laboratorium menunjukkan perairan laut di wilayah Pangandaran memiliki kualitas yang layak untuk diproduksi menjadi garam. /Istimewa/

KABAR PRIANGAN - Hasil produksi garam di Kabu­paten Pangandaran selama ini cukup menggembirakan. Petambak berhasil memproduksi 3 kuintal garam setiap panen.

Panen garam tersebut biasa dilakukan dua kali dalam seminggu. Produksi sebanyak 3 kuintal itu hasil dari tunel atau tempat pembuatan garam dengan ukuran 3×7 (meter).

Secara kualitas, garam dari perairan laut Pangandaran, tepatnya di wilayah Kecamatan Cime­rak, tak kalah bersaing dengan garam yang beredar di pasaran.

Baca Juga: Pembukaan Rekrutmen CPNS Tidak Jadi Hari Ini!

Bahkan, Laboratorium Analisis dan Kalibrasi Balai Besar Industri Agro Bogor juga sempat mela­kukan penelitian di perairan laut wilayah tersebut.

Kandungan iodium garam atau garam beryodium di per­airan laut wilayah Cimerak me­miliki kandungan 36 mg/kg dari ketentuan minimum 30 mg/kg.

Kemudian, kandungan NaCl ga­ramnya menempati 95.21% dari ketentuan umum minimum 94% dengan kadar Timbal atau Pb kurang dari 0.489 yang seharusnya tidak lebih dari 10.

Baca Juga: Sandiago Uno Ajak Desa di Seluruh Indonesia Tiru Desa Wisata yang Sudah Maju

Perangkat Desa Masawah Nu­nuh Sudrajat mengatakan, hasil uji laboratorium menunjukkan perairan laut di wilayahnya me­miliki kualitas yang layak untuk diproduksi menjadi garam.

“Ma­syarakat Cimerak di sini pernah memproduksi garam setelah pe­nelitian itu. Ada empat kelompok petambak garam lokal yang pernah melakukan produksi garam,” kata Nunuh, Minggu (30/5/ 2021).

Keempat kelompok tersebut terdapat di Dusun Madasari De­sa Masawah, Dusun Liung Gu­nung Desa Legokjawa, Dusun Campaka Desa Kertamukti, dan Desa Ciparanti Kecamatan Ci­me­rak.

Baca Juga: Kendaraan Pikap L300 berisi 20 Orang Terjun Bebas, Balita dan Anak Kecil Selamat

“Dari keempat kelompok petambak garam itu yang bertahan hanya dua kelompok saja yakni kelompok yang berada di Dusun Madasari Desa Masawah dan Desa Ciparanti Kecamatan Cimerak,” ujarnya.

Nunuh menyebutkan, saat ini untuk hasil produksi penambak garam lokal belum mampu me­nyediakan kebutuhan pasar secara regional.

“Garam hasil produksi petambak di sini laku dijual Rp 2.500 per kilogram. Setiap panen mereka menghasilkan uang sebesar Rp 3.250.000,” ujarnya.***

 

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler