Derita Stunting, 15,58 Persen Penduduk Kota Tasik Bertubuh Pendek 

15 Juni 2021, 16:08 WIB
Plt Walikota Tasikmalaya menandatangani nota kesepakatan pada kegiatan pembukaan Rembuk Stunting Tingkat Kota Tasikmalaya di Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Selasa (15/6/2021). /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Angka kasus stunting di Kota Tasikmalaya setiap tahunnya terus mengalami kenaikan.

Berdasarkan data tahun 2020, angka kasus stunting di Kota Tasik mencapai 7. 731 atau 17,58 dari penduduk Kota Tasikmalaya.

Angka tersebut lebih tinggi dari angka kasus tahun sebelumnya (2019) yang angkanya 5.373 atau 10,95 dari penduduk Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Hati-hati! Jembatan Penghubung Antar Kabupaten Terancam Ambruk

Adapun kasus stunting paling banyak berdasarkang data tahun 2020, tertinggi berada di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya dengan jumlah kasus sebanyak 1.396.

Disusul Kecamatan Mangkubumi sebanyak 826 kasus, Kecamatan Cihideung 746 kasus, Kecamatan Indihiang 488 kasus, Kecamatan Tawang 426 kasus, Kecamatan Bungursari 422 kasus.

Kecamatan Cibereum 372 kasus, Kecamatan Cipedes 304 kasus, Kecamatan Purbaratu 219 kasus dan Kecamatan Tamansari 174 kasus.

Baca Juga: Ini Link Film Dokumenter Gedung Saparua yang Akan Tayang Nanti Malam

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Nining Suryaningsih mengatakan, menurut data 2020, hanya 17 persen angka stunting.

Untuk menekan angka stunting ukar Nining perlu keterlibatan semua pihak termasuk 11 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Kota Tasik.

"Memang untuk menekan pergerakan angka kasus stuntung harus dilakukan sejumlah OPD. Semuanya harus bergerak dan terlibat langsung karena satu sama lain berhubungan," ujarnya.

Baca Juga: Klepon Disangka Green Takoyaki Trending Twitter, Ini Cara Membuatnya

Termasuk lanjut Nining, penanganan stunting harus diawali dari ibu-ibu remaja. "Karenanya kita bentuk pos pelayanan anak remaja. untuk konsultasi remaja termasuk masalah stunting," ujarnya.

Lalu ketika hamil lanjut dia, ibu hamil harus datang ke posyandu untuk diperiksa.

"Mininal 6 kali saat hamil ibu hamil diperiksa agar bisa diawasi, apakah ada kecenderungan gizi buruk atau tidak. Jadi stunting bisa dicegah dari awal. Karena kalau diketahui keitika sudah lahir, harus ada upaya lebih untuk mengembalikan kondisinya," ujar Nining.

Baca Juga: Pembangunan Tower Telekomunikasi Tak Berizin di Ciawi Dihentikan

Mudah-mudahan tahun ini bisa kasus stunting bisa terus dicegah. "Kita juga minta ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas minimal 6 sekali saat kehamilan agar bisa terpantau terus kondisinya," kata Nining menambahkan.

Sementara itu Plt Walikota Tasikmalaya mengatakan, Pemerintah Kota Tasikmalaya menargetkan angka penurunan kasus stunting di Kota Tasikmalaya sampai tahun 2020 kemarin sampai diangka 30 persen.

"Mudah-mudahan target itu bisa terlaksana. Tapi tergantung kesiapan kita dipemerintah memberikan sosialisasi kepada madmsyarakat tentang stunting dimulai dari masa remaja, ibu hamil hingga orang tua," ujar Yusuf usai menghadiri kegiatan pembukaan Rembuk Stunting Tingkat Kota Tasikmalaya di Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Selasa (15/6/2021).

Baca Juga: Pembunuh Keluarga Muslim di London Jaksa Sebut Teroris, PM Kanada: Tindakan Brutal, Pengecut & Kurang Ajar

Remaja remaja putri kata Yusuf, harus diberi pemahaman tentang stanting agar reproduksinya selalu sehat dan terhindar dari permasalahan stunting tadi.

Perlunya pemahaman terhadap masyarakat tersebut harus disosialisasikan oleh pemerintah melalui kader-kader yang akan turun untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang stunting.

"Pola makan juga mempengaruhi terhadap stunting, karna makanan yang berlebih bisa menimbulkan kegemukan atau obesitas sehingga bisa menghambat terhadap pertumbuhan," katanya.

Baca Juga: Sempat Mengaku Panas Dingin, Perempuan Setengah Baya Ditemukan Meninggal di Rumahnya

Sekali lagi ujar Yusuf, reproduksi ibu hamil harus dijaga khususnya masalah asupan gijinya, karena sangat berpengaruh terhadap stunting.

Termasuk juga remaja yang belum waktunya nikah terus menikah itu juga biasanya berpengaruh terhadap pertumbuhan anaknya hingga berpotensi juga menyebabkan stunting.

"Kalau faktor genetik tidak terlalu berpengaruh selama asupan gijinya baik," kata Yusuf.

Baca Juga: Keren! SMAN 1 Singaparna Raih Juara Umum Edge Gymnastic 3 Jabar Open 2021 

Ia Berharap mudah-mudahan program rembuk stunting bisa terealisasikan dengan baik. Hal ini merupakan intruksi langsung dari Presiden agar setiap daerah mampu menurunkan angka stunting.

"Kita juga akan terus berupaya melalui sarana dan prasarana yang ada khususnya di Dinas Kesehatan termasuk dinas dinas lain juga beberapa OPD akan kita himbau untuk membantu sosialisasi tentang masalah stunting.Karena ini menjadi tugas bersama bukan hanya pemerintah, organisasi kemasyarakatan bahkan masyarakat umum pun perlu terlibat," kata Yusuf.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler