Media Center PWNU Jabar Bakal Luncurkan Biografi Mama Syatibi Tokoh Pendiri NU di Sumedang

22 Oktober 2021, 14:20 WIB
Audensi Tim Penyusun Buku Biografi Tokoh NU Jawa Barat, dengan Bupati Sumedang /kabar-priangan.com/DOK Humas Setda/

KABAR PRIANGAN - Bagi kalangan Nahdlatul Ulama (NU) di Wilayah Kabupaten Sumedang, mungkin tidak akan asing dengan sosok kiai kharismatik yang memiliki nama lengkap KH. Muhammad Syatibi Bin KH. R. Mama Jazuli.

Karena selain merupakan tokoh pendiri NU di wilayah Kabupaten Sumedang, kiai yang dikenal dengan sebutan Mama Syatibi ini, merupakan salah satu ulama besar yang memiliki peranan penting dalam penyebaran Agama Islam di Kota Tahu.

Sejak dirinya dipercaya menjadi Imam Masjid Agung Sumedang pada masa penjajahan Belanda tahun 1925, sampai menjelang wafatnya tahun 1987, Mama Syatibi ini tak henti-hentinya berjuang mengabdikan hidupnya untuk mensyiarkan Agama Islam.

Baca Juga: Wabup Erwan Tinjau Rumah Terdampak Angin Kencang

Melihat begitu besarnya peranan beliau dalam penyebaran Islam di Sumedang, maka untuk mengenang kiprah dan perjuangannya, Media Center Pengurus Wilayah NU Jawa Barat beserta Yayasan As-Syatibi'iyyah pun, kini mencoba untuk mendokumentasikan perjalanan hidup Mama Syatibi melalui Buku Biografi yang berjudul "Guru Urang Sadayana". 

Sepertinya diungkapkan Komisaris Media Center PWNU Jawa Barat Ayi Subhan Hafas, yang juga merupakan Sekretaris NU Kabupaten Sumedang.

Dalam penyusunan Buku Biografi Tokoh NU ini, kata Ayi Subhan Hafas, dia kebetulan sebagai Ketua Tim Penyusun "Guru Urang Sadayana".

Baca Juga: Tersisa 3 Pasien, 24 Kecamatan di Sumedang Telah Berhasil Zero Covid-19

Rencana penerbitan biografi Mama Syatibi ini, kata Ayi, merupakan bagian dari upaya PWNU Jabar untuk mengangkat kiprah dan perjuangan tokoh atau Kiai-kiai NU di Jawa Barat.

"Saat ini, kami memang sedang mengumpulkan biografi tokoh-tokoh dan kiai-kiai NU se-Jawa Barat. Kebetulan, yang sedang kami garap sekarang adalah biografi Mama Syatibi, salah seorang pendiri NU di Sumedang," kata Ayi Subhan Hafas, Jumat, 22 Oktober 2021.

Dalam penyusunannya, cerita yang akan diangkat pada buku biografi ini tentu bukan hanya sekedar perjuangan dirinya pada saat mengawali syi'ar Islam saja, melainkan akan menceritakan seluruh perjalanan hidup Mama Syatibi dari mulai masa kecil hingga tutup usia. Termasuk, akan menceritakan silsilah leluhur, riwayat atau perjalanannya pada saat menjadi santri ke berbagai pesantren, silsilah keilmuannya, hingga aktivitasnya di NU.

Baca Juga: Lestarikan Permainan Tradisional, Cegah Anak dari Ketergantungan Gadget

"Dengan diterbitkannya biografi ini, diharapkan bisa membukakan sejarah kepada masyarakat, khususnya kepada masyarakat NU terkait pendirian NU di Sumedang dan di daerahnya masing-masing," ujar Ayi.

Salah seorang Tim Penulis Buku Biografi Tokoh NU Jawa Barat, Abdullah Alwi, menyebutkan ada banyak hal yang perlu diteladani dalam perjalanan hidup sosok Mama Syatibi ini. Salah satunya, kegigihan beliau dalam mensyiarkan Agama Islam di Kabupaten Sumedang. Buku ini akan menyimpan pesan, bahwa berdakwah itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Buktinya, meski dalam posisi sebagai pegawai negeri, Mama Syatibi, tetap tak henti-hentinya terus melakukan dakwah dengan berbagai cara.

"Buku biografi yang memiliki ketebalan sekitar 200 halaman lebih ini, rencananya akan kami luncurkan dan kami bedah secara besar-besaran pada peringatan Harlah NU, bulan Januari mendatang. Jadi peluncurannya sekitar tiga bulanan lagi," ujar Alwi.

Baca Juga: Kodim 0610 Sumedang dan Manajemen Wisata Teras Kahuripan Lakukan Vaksinasi

Salah satu hal penting yang akan diangkat dalam buku ini, kata Alwi, tiada lain akan menceritakan bagaimana K H. Moch. Syatibi dalam mengabdikan dirinya di masyarakat dan pemerintahan setelah mendapatkan ilmu dari berbagai Pondok Pesantren. 

"Beliau mengabdikan dirinya di masyarakat dengan menjadi Imam Masjid Agung Sumedang dan Penghulu sebelum Indonesia merdeka," katanya.

Bahkan setelah Indonesia merdeka, beliau terus melanjutkan pengabdiannya dengan bekerja di Pengadilan Agama. Selama bekerja di Pengadilan Agama, beliau sering bersilaturahmi dan berdakwah ke berbagai kecamatan di Kabupaten Sumedang. 

Baca Juga: Sumedang Harus Zero Narkoba, ASN Diimbau agar Jadi Pelopor Pemberantasan Narkoba

"Di luar aktivitasnya sebagai pegawai, beliau juga sering dakwah ke berbagai tempat dengan mengumpulkan para kiai. Ada juga momentum seminggu sekali para kiai tersebut datang ke rumahnya, sehingga momentum silaturahmi tetap terjaga," tutur Alwi.

Uniknya lagi, perjalanan syi'ar Islam Mama Syatibi ini, tak hanya melalui dakwah dan mengajar mengaji di pesantren atau di mesjid saja, sebab berdasarkan hasil penelusuran, beliau juga telah mendirikan pendidikan formal.

Berbeda dengan ulama NU pada umumnya yang biasa mengembangkan pesantren, Mama Syatibi ini ternyata memiliki peranan penting dalam pengembangan pendidikan formal.

Baca Juga: PPKM Level 2, Pemilik Warung di Jalan Lingkar Timur Jatigede Sumedang Mulai Raup Untung

Beliau telah mendirikan Madrasah Islamiyah Sumedang (MIS) di pusat kota Sumedang. Madrasah ini, merupakan cikal bakal berdirinya SMP NU. 

"Kalau ulama lain mengembangkan ilmunya melalui Pesantren, Mama Syatibi ini ternyata pengembangan ilmunya lebih kepada pendidikan formal. Nah ini, salah satu ciri khas NU pada kepemimpinan Mama Syatibi, yang akan kami tulis dalam buku itu," tutur Alwi.

Rencana penerbitan buku biografi Mama Syatibi ini, ternyata langsung mendapat sambutan baik dari Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir.

Baca Juga: Sukses Jadi Ketua RW, Wartawan Anggota PWI Sumedang kini Siap Maju di Pilkades Cibeusi

Bupati Sumedang yang juga merupakan cucu dari Mama Syatibi ini, berharap buku biografi tersebut nantinya dapat menginspirasi para pembaca, khususnya generasi muda di Sumedang.

"Kami sangat mendukung, dan menyambut baik penulisan buku tentang tokoh sekaligus ulama Sumedang ini. Dengan adanya buku itu, diharapkan para pembaca nantinya bisa mengenal lebih dalam sepak terjang dan perjuangan pendahulunya, sehingga bisa diteladani dan jadi sumber inspirasi," ujarnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler