Waspadai Hadits Palsu Tentang Ibadah 'Tertentu' di Bulan Rajab. Ustadz Adi Hidayat Beri Penjelasan Ini

2 Februari 2022, 13:48 WIB
Ustadz Adi Hidayat mengingatkan umat muslim agar jangan terjebak oleh hadits palsu dalam beribadah di Bulan Rajab. /YouTube.com/ Ustadz Adi Hidayat Official/

KABAR PRIANGAN – Memasuki Bulan Rajab ini, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar umat muslim mewaspadai terhadap munculnya hadits-hadits palsu yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan ibadah di Bulan Rajab.

Dikutip dari akun youtube Lampu Islam, yang diunggah pada 14 Februari 2021, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, banyak umat yang terjebak melakukan ibadah di Bulan Rajab ini karena termotivasi oleh dalil-dalil yang sebetulnya tidak ada susunannya atau informasinya dari Rasulullah.

Contoh, kata Ustadz Adi Hidayat, ada dalil yang berbunyi, “Siapa yang menunaikan sholat di malam jumat di bulan Rajab, diantara Isya sampai fajar, dia bacakan kemudian rakat pertama setelah Al Fatihah surat A, Surat B sampai AL Ikhlas, sampai dengan yang lainnya, maka akan diampuni semua dosa-dosanya, dibebaskan dari neraka,” katanya.

Baca Juga: Gempabumi Terkini di Pangandaran dengan Magnitudo 4,2 Berpusat di Laut

Menurutnya, hadits tersebut merupakan hadits palsu. Bahkan menurut Ustadz Adi Hidayat, di kitab hadits palsu pun, keterangan tentang hal tersebut tidak ada.

“Saking palsunya hadits tersebut, di kitab hadits palsu pun tidak ada,” kata ustadz.

Dia kemudian mencontohkan hadits palsu lainnya yang berbunyi:

“Di surga itu ada satu pintu, satu sungai. Nama Sungainya Sungai Rajab. Siapa yang biasa puasa sehari di Bulan Rajab, maka dia akan mendapatkan kenikmatan surga di situ dengan air minum dari Sungai Rajab. Pernah dengar hadits itu?” ucap Ustadz Adi.

Baca Juga: Mischa Chandrawinata Pamerkan Bunga dan Emoji Hati untuk Amanda Manopo, Resmi Pacaran?

Hadits ini pun kata dia, merupakan hadits palsu. Bahkan saking palsunya, di kitab-kitab primer pun tidak ditemukan tentang keterangan tadi.

Mengenai hadits yang berkaitan dengan keutamaan beribadah di Bulan Rajab, seperti puasa, shalat malam, dan lainnya, Ustadz Adi Hidayat menerangkan bahwa disebutkan di hadits Muslim no 1.960 riawat Aisyah Radiyallahu’anhu dikuatkan keterangan oleh Ibu Abbas bahwa nabi itu sering meningkatkan puasa di bulan-bulan haram, termasuk Bulan Rajab.

Kata Aisyah dikuatkan pula oleh Ibnu Abbas, “Saya kadang melihat Nabi SAW sering puasa seakan-akan gak buka. Tapi juga sering melihat beliau buka seakan-akan gak puasa”.

Baca Juga: Kado Terindah Ulang Tahun Kakang Rudianto, Cetak Gol dan Dipanggil Timnas Indonesia. Bobotoh: Wilujeng Kang!

Maksudnya, kata Ustadz Adi Hidayat, kalau anda ingin meningkatkan puasa di bulan-bulan haram, seperti Bulan Muharam, Zulkaidah, Dzulhija, Rajab, itu silakan boleh-boleh saja.

“Dalilnya adalah HR Muslim No 1.960 bahwa di bulan-bulan haram yang empat itu, nabi sering meningkatkan puasanya,” katanya.

“Kalau anda ingin menunaikan puasa di Bulan Rajab dengan mengikuti nabi, isyaratnya untuk menghidupkan evaluasi diri, terkhusus di bulan-bulan haram yang empat tadi, maka itu tidak masalah, silakan. Sunnah, boleh,” tambahnya.

Baca Juga: Fakta Atau Mitos? Menggunakan Hp Disaat Hujan, Bisa Tersambar Petir. Begini Penjelasannya

Nah pahalanya ketika kita kerjakan untuk menghindari maksiat, maka itu bisa berlipat dari hari-hari biasanya. Karena mengerjakan puasa di bulan-bulan yang haram ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Yang justru harus dihindari ini menurut Ustadz Adi Hidayat, yaitu tentang keterangan yang menyebutkan bahwa jika anda puasa di Bulan Rajab akan mendapatkan pahala ‘sekian’

“Puasa di Bulan Rajab akan mendapatkan surga, nanti di surga ada sungai yang namanya Sungai Rajab. Lalu, puasa sehari di Bulan Rajab maka anda akan diampuni semua dosa, dibebaskan dari neraka,” katanya.

Baca Juga: Berwisata di Pangandaran? Ini Lima Fakta Menarik Berlayar Menggunakan Ojek Perahu di Pantai Barat

“Kalau sudah bebas dari neraka, ngapain puasa Ramadan,” lanjutnya.

Jadi papar Ustadz Adi Hidayat, keutamaan puasa di Bulan Rajab itu sebetulnya keutamaan umum yang disebutkan dalam dalil-dalil, masuk dalam kategori puasa dan ibadah di bulan-bulan haram, seperti keutamaan di tiga bulan lainnya.

“Tidak ada amalan-amalan khusus misalnya, yang menunjukan keistimewaan tertentu,” katanya.

Baca Juga: Ini Jumlah Desa dan Kecamatan di Garut yang Akan Dilintasi Tol Getaci

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan kita agar dalam menjalankan ibadah di Bulan Rajab ini tidak termotivasi oleh keterangan-keterangan palsu yang tidak jelas haditsnya***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler