Sampah Menggunung di Sejumlah TPS Kota Tasikmalaya, Akibat Ada Pemilahan Sampah Organik dan Bukan Organik

27 Januari 2023, 20:09 WIB
Tumpukan sampah menggunung di Depo (TPS) Sampah Mayasari Pasar Wetan Kota Tasikmalaya, Jumat 27 Januari 2023. Diduga sampah tersebut terlambat diangkut ke TPA karena ada proses pemilahan sampah organik dan non-organik.* /kabar-priangan.com/Istimewa/

KABAR PRIANGAN - Dalam beberapa hari terakhir, tumpukan sampah terlihat menggunung di sejumlah tempat pembuangan sampah sementara (TPSA) yang ada di Kota Tasikmalaya. Dampaknya, daerah sekitar TPSS menjadi bau sampah yang membuat masyarakat resah dan dibuat tidak nyaman.

Selain bau yang menyengat, lalat-lalat kotor yang berasal dari tumpukan sampah kerap berterbangan ke area perumahan warga hingga membuat warga khawatir dengan penyakit.

Kondisi tersebut salah satunya terjadi di TPS Mayasari atau TPS Pasar Lama Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Di tempat tersebut tumpukan sampah yang menggunung karena belum terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga: Ribuan Umat Muslim Kota Tasikmalaya Gelar Aksi Bela Al Quran: Negara Jangan Diam Saja, Usir Dubes Swedia!

Menurut warga, kondisi tersebut hampir terjadi setiap hari hingga membuat warga sekitar tidak nyaman. Apalagi TPS tersebut berada dekat pemukiman penduduk dan pusat perdagangan yang ada di Kota Tasikmalaya.

Warga menduga, tumpukan sampah terjadi disebabkan adanya aktivitas pemilahan sampah organik dan non-organik yang memerlukan waktu lama sehingga sampah menumpuk atau tidak langsung dibuang ke TPA.

"Ya yang saya lihat, sampah-sampah tersebut tidak langsung diangkat, tapi ditumpukan dulu disini karena ada aktivitas pemilahan sampah organik dan bukan organik," ujar Didi, salah seorang warga yang setiap harinya beraktivitas di sekitar TPS Mayasari, Jumat 27 Januari 2023.

Baca Juga: Harga Beras di Ciamis Kian Naik Kini Rp 13.500/Kg, Warga Terpaksa Kurangi Jumlah Pembelian

Padahal, lanjut Didi, untuk memilah satu amrol atau satu truk sampah itu bisa memakan waktu lebih dari dua jam. "Ya da leukleuk (lambat) atuh, Pa, misah-misah sampah teh," katanya.

Seharusnya, lanjut Didi, kalau akan dipisah harus ada tempat yang jauh dari pemukiman sehingga tidak mengganggu kenyamanan warga.

"Ya kalau bisa mah setiap warga yang membuang sampah dari rumah sudah dipisahkan mana organik mana bukan. Warga diberi tahu melalui RT atau RW tentang pemilahan sampah sebelum sampah itu dibuang. Jadi nanti petugas tinggal angkut yang sudah terpisah antara sampah organik dan bukan organik," ujar Didi.

Baca Juga: Nasib Petani di Desa Kertaharja Cimerak Pangandaran, Tanaman Padi Diserang Hama Wereng, Terancam Gagal Panen

Kalau sistem pemilahannya seperti ini, sambungnya, pasti sampah akan menumpuk bahkan meluber ke pinggir jalan hingga hampir menutupi setengah badan jalan. "Kasihan masyarakat sekitar terutama pedagang khususnya pedagang makanan mengeluhkan bau sampah yang menyengat," ujarnya.

Kondisi hampir sama terjadi di TPS kawasan Komplek Taman Dadaha Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Lebih parahnya, selain berada di kawasan tempat warga Kota Tasikmalaya berolahraga dan mencari hawa segar, TPS Dadaha sangat berdekatan dengan lokasi sentralistik pedagang lokasi kuliner Dadaha yang banyak berjualan makanan.

Imas Masitoh (34), salah seorang pengunjung Dadaha, mengeluhkan keberadaan tempat pembuangan sampah sementara tersebut. Bau sampah yang menyengat kerap mengganggu aktivitas disekitaran Kompleks Dadaha.

Baca Juga: Kecam Pembakaran Alquran, Ribuan Santri dan Ulama Gelar Unjuk Rasa. Ini Tuntutannya!

"Wah baunya menyengat, Pak, apalagi kalau terbawa angin, saya yang sering beraktivitas di sini seperti olahraga menjadi tidak nyaman. Bahkan bukan cuma hanya saya saja yang mengeluhkan, tetapi banyak keluhan dari masyarakat khususnya para pedagang terkait adanya TPS di wilayah Dadaha," ujar Imas.

Apalagi, ujar dia, saat terjadi hujan besar keberadaan sampah yang meluber ke jalan sering terjadi penyumbatan yang mengakibatkan genangan air dan bau.

Harusnya di Dadaha jangan ada tempat sampah. "Dadaha kan dikatakan taman dan sarana olahraga masyarakat. Bahkan banyak tamu dari luar kota yang berkunjung ke Kota Tasik main ke Dadaha, eh ternyata ada pembuangan sampah yang kerap menimbulkan bau," ujarnya.

Baca Juga: Jembatan di Conggeang Sumedang Ambrol, Pengendara Motor Sampai Terperosok ke Sungai

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya Fery Arif Maulana saat dikonfirmasi terkait hal itu mengatakan, sampah yang menggunduk secepatnya akan diangkut ke TPS Ciangir.

"Ya memang ada pemilahan, tapi yang menyebabkan penumpukan bukan itu tapi kare
na kurangnya wadah kontainer. Namun kami sedang tangani dan diusahakan secepatnya diangkut semua ke TPA Ciangir," kata Fery.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler