Banyak Peternak Mengeluh Sapinya Terjangkit LSD, Dinas Pertanian Pangandaran Ajukan 10 Ribu Dosis Vaksin

19 Mei 2023, 20:22 WIB
Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangansaran Suryadi di ruang kerjanya, Jumat 19 Mei 2023.*/kabar-priangan.com/Kiki Masduki /

KABAR PRIANGAN - Maraknya keluhan peternak sapi di Kabupaten Pangandaran lantaran hewan ternaknya terjangkit penyakit cacar atau Lumpy Skin Disaese (LSD), membuat Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran mengajukan 10 ribu dosis vaksin khusus untuk hewan yang terserang penyakit tersebut.

Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Suryadi mengatakan, pihaknya telah mengajukan 10 ribu dosis vaksin khusus untuk hewan yang terserang penyakit LSD kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

"Ya, beberapa hari lalu kami sudah mengajukan 10 ribu dosis vaksin ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, semoga cepat datang vaksinnya," kata Suryadi saat diwawancara kabar-priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan di ruang kerjanya di Pangandaran, Jumat 19 Mei 2023.

Baca Juga: Buntut Isu Dugaan Perselingkuhan Kades Gunungcupu Berlanjut, Kantor Desa Didatangi Puluhan Warga Lagi

Suryadi menambahkan, hal tersebut dilakukan sebagai bukti kepedulian dinasnya terhadap para peternak sapi. "Mengingat sebentar lagi akan mendekati Idul Adha 1444 H, kami bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pangandaran. Jadi sehari sebelum Idul Adha, kami akan melakukan pengecekan hewan yang akan dikurbankan, layak atau tidaknya," katanya.

Ditambahkan Suryadi, data yang sudah masuk ke Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran setidaknya ada 245 ekor hewan sapi yang terjangkit cacar sapi.

"Di Kecamatan Pangandaran ada 56 ekor, kemudian Sidamulih 73 ekor, Cimerak 35 ekor, Cijulang 15 ekor, Cigugur 12 ekor, Langkap 8 ekor, Mangunjaya 15 ekor, Padaherang 5 ekor, Kalipucang 8 ekor dan Parigi 18 ekor," ujar Suryadi.

Baca Juga: Bupati Garut Tegur Keras Seorang Kades Terkait Beredarnya Foto dan Video Tak Senonoh

Suryadi menjelaskan, berdasarkan informasi, penyakit tersebut berasal dari Jawa Tengah. Selama ini banyak bandar sapi yang beli dari Jawa Tengah lantaran tergolong murah. "Dulu kan ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), waktu itu di perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah sempat dilakukan penjagaan, jangan ada sapi dari Jawa Tengah waktu pas gencarnya PMK," ucapnya.

Kemudian, lanjut Suryadi, setelah lamanya dilakukan penjagaan itu, ada beberapa bandar sapi yang mendatangi Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran. Mereka menginginkan untuk dibuka kembali.

"Ya kami terpaksa harus membukanya. Tapi benar kan setelah dibuka itu dengan perlahan ada sapi yang terjangkit PMK tersebut, ada kan bandar sapi beli sapi yang sakit di Jawa Tengah karena murah, lalu mereka menyembuhkan sapi di Pangandaran dan setelah sembuh mereka jual. Jadi kan lumayan bagi mereka," katanya.

Baca Juga: Bawaslu Mintai Keterangan Ketua KPU Garut Terkait Aksi Sawer Uang Bacaleg NasDem

Suryadi melanjutkan, kalau penyakit yang sekarang itu sudah terlanjur masuk ke Pangandaran. Menurut Suryadi sekarang kita harus berpikir bagaimana cara menangani penyakit tersebut. "Saya berharap ke depannya para bandar sapi harus lebih berpikir panjang, harus melihat risikonya, jangan seperti sekarang kan berdampak ke yang lainnya," ucapnya.

Apalagi penyakit yang sekarang sangat sensitif terhadap sapi. "Bisa melalui angin dan manusia, tetapi bukan berarti menular kepada manusia. Contoh orang itu datang ke lokasi tempat sapi yang sakit, kemudian orang tersebut datang lagi ke sapi yang sehat, maka sapi yang sehat itu akan tertular," ujarnya.***

Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangansaran Suryadi di ruang kerjanya, Jumat 19 Mei 2023.*/kabar-priangan.com/Kiki Masduki

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler