Petani di Mekarasih Sumedang, Terapkan Konsep Bertani dengan Ritual Budaya Leluhur

22 Juni 2023, 12:37 WIB
Petani yang tergabung di Lembaga Adat Desa (LAD) Pancar Buana, Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang menggelar sawala budaya tani, Rabu, 22 Juni 2023. /kabar-priangan.com/Nanang Sutisna/

KABAR PRIANGAN - Para petani yang tergabung di Lembaga Adat Desa (LAD) Pancar Buana, Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang, berupaya memberdayakan ratusan hektar lahan di wilayahnya untuk pengembangan sektor pertanian.

Sektor pertanian di Desa Mekarasih, akan dikembangkan melalui spirit pertanian berbasis budaya.

"Ada hal yang perlu kami terapkan kembali dalam tata cara bertani di era modern ini, yakni, tata cara bertani yang dilakukan oleh leluhur dulu. Dimana cara bertani yang dilakukan mengedepankan cara tradisional," ujar Ketua LAD Pancar Buana, Sihabudin, pada acara Sawala Budaya Tani, di Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Sumedang Kamis, 22 Juni 2023.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Polres Sumedang Revitalisasi Satkamling

Ia mencontohkan, hal kecil yang telah terlupakan oleh para petani di era sekarang, adalah prosesi sakral, mulai dari rencana menanam hingga pelaksanaan panen. 

"Prosesi sakral yang dimaksud seperti melakukan ritual doa sebelum menanam atau mitembeyan sampai prosesi mipit sebelum panen hingga prosesi setelah panen yang menjadi budaya leluhur kami dulu. Budaya seperti itu harus kembali dilakukan atau diterapkan kembali di masa sekarang," tuturnya.

Aspek penting, diterapkannya kembali bertani dengan spirit budaya leluhur, tak lain untuk melestarikan konsep bertani yang berkah, yang memiliki nilai-nilai atas ridho yang maha kuasa.

Baca Juga: KPU Sumedang Tetapkan DPT untuk Pemilu 2024, Angka Kenaikan Pemilih Capai 30 Ribu Lebih

"Yang paling terpenting juga bagaimana petani bisa menjaga lahan-lahan pertanian untuk dipertahankan, jangan sampai lahan pertanian terus tergerus dijadikan lahan pemukiman dan pembangunan lainnya," ujarnya.

Sihabudin menambahkan, ketika sektor pertanian dikolaborasi dengan nilai-nilai budaya tradisional, selain bentuk penghormatan terhadap leluhur, juga akan menciptakan tradisi yang bisa dijual untuk daya tarik wisata.

"Banyak tempat wisata yang menyuguhkan konsep budaya bertani. Dimana konsepnya menyuguhkan prosesi bertani secara tradisional. Ini peluang (wisata) tentunya," kata dia.

Baca Juga: Wabup Sumedang: Jika Tak Berani Menolak, Lapor ke Saya!

Ia menggambarkan, saat ini lahan pertanian di wilayah Desa Mekarasih mencapai 113 hektare. Jumlah ini menyusut karena sebagian banyak wilayah pertanian di Mekarasih tergenang Waduk Jatigede dan dampak dari ekspansi pembangunan lainnya 

Sihabudin juga mengungkapkan, petani di Mekarasih banyak menemui kendala dalam keberlangsungan mengembangkan potensi pertanian, di antaranya disebabkan oleh sulitnya mendapatkan pupuk, biaya operasional yang membengkak dan minimnya minat kalangan muda untuk menjadi petani.

Baca Juga: Kabar Baik, Gaji ke 13 untuk PNS di Sumedang akan Cair

"Makanya spirit bertani dengan mengedepankan pola tradisional diharapkan bisa membangun semangat kami untuk jadi petani. Karena kami yakin petani adalah pahlawan ketahanan pangan," ujarnya.

Hadir pada acara Sawala Budaya Tani tersebut para pegiat budaya, para ahli pertanian dan akademisi.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler