Pelaku UMKM Pangandaran Belajar dari Pengrajin Batik Surakarta Kiat Bertahan di Tengah Pandemi

- 25 Maret 2021, 11:06 WIB
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menerima dan menyerahkan cinderamata kepada Kadis Koperasi dan UKM Kota Surakarta Heri Purwoko dikantornya, Selasa, 23 Maret 2021 kemarin.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menerima dan menyerahkan cinderamata kepada Kadis Koperasi dan UKM Kota Surakarta Heri Purwoko dikantornya, Selasa, 23 Maret 2021 kemarin. /kabar-priangan.com/Agus K/

KABAR PRIANGAN - Satu tahun telah berlalu sejak ditemukannya Covid-19 di tanah air. Pandemi sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat, tentu saja hal ini memukul dunia usaha terutama UMKM. Berbagai hal dilakukan pengusaha segmen ini untuk bertahan di tengah-tengah ketidakstabilan ekonomi saat ini.

Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap dunia usaha, seperti halnya para pengrajin batik di lokasi destinasi wisata Kampoeng Batik Jalan Kauman Surakarta Solo Jawa Tengah, di tengah pandemi mereka berupaya untuk mempertahankan usahanya.

Hal tersebut terungkap ketika rombongan dari Pemerintah Daerah bersama perwakilan pelaku UMKM dan PHRI Kab. Pangandaran mengunjungi salahsatu workshop pengrajin di destinasi wisata Kampoeng Batik.

Baca Juga: Ratusan Rumah Terendam Banjir di Tanjungsari Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya

Menurut salah satu pemilik workshop pengrajin batik, Gunawan Setiawan mengatakan, usaha yang ia geluti merupakan peninggalan dari nenek moyangnya secara turun temurun.

"Usaha pengrajin batik ini sudah berlangsung lama. Dari generasi ke generasi jaman kerajaan Mataram, Majapahit sampai Sekarang," ungkap Gunawan kepada rombongan dari Pemkab, DPRD dan pelaku UMKM Kab. Pangandaran, Selasa (23/3/2021).

Dari peninggalan nenek moyang secara turun-temurun tersebut kata Gunawan, itu menjadi keunggulannya dalam menentukan motif batik yang ditekuni hingga generasi sekarang.

Baca Juga: Kisahnya Tragis! Spesialis Pencuri Mobil Sudah Masuk Bui Kini Gagal Menikah Lagi

"Seperti gambar burung ada kepala, sayap dan ekor. Tapi kalau tradisi kerajaan Mataram dan Majapahit yang diambil hanya motif sayapnya saja," kata Gunawan.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x