Peringatan 15 tahun Gempa dan Tsunami Pangandaran, Begini Penjelasan dari Peneliti LIPI

- 17 Juli 2021, 20:36 WIB
ilustrasi tsunami
ilustrasi tsunami /pixabay/

Baca Juga: Demo PPKM Darurat Covid-19 di Kota Banjar Diwarnai Kericuhan

“Gempa yang pelepasan energinya cukup lama itu bisa diidentifikasi sebagai gempa yang berpotensi tsunami,” jelas Abdul.

Abdul juga mengatakan jika merasakan gempa ketika berada di kawasan pesisir dengan durasi lebih dari 30 detik atau malah lebih dari 60 detik maka segera evakuasi dari pantai karena besar kemungkinan akan terjadi tsunami.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rahma Hanifa menjelaskan beberapa persepsi tentang tsunami earthquake.

Baca Juga: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Meningkat, Permintaan Peti Mati Mencapai 60 Unit Per Hari. Pengrajin Keteteran

Tsunami earthquake/tsunami senyap yaitu mengacu ke tsunami yang lebih besar dari karakteristik gempa nya itu sendiri.

Karena jarak pusat gempa ke pesisir hampir 200 km, maka gempa  di Pangandaran 15 tahun lalu pada pukul 15.19 wib ke terjadinya tsunami pada pukul 16.15 wib atau hampir satu jam kemudian.

Dalam paparan yang dijelaskan oleh Rahma, terlihat juga estimasi awal BMG saat itu di magnitude 6.8 dan kemudian Pacific Tsunami  Warning Center saat itu mengeluarkan isu hati-hati kalau  terjadi tsunami namun tidak sampai ke masyarakat Pangandaran.

Baca Juga: Rencana Vaksin Covid-19 Berbayar Dibatalkan. Pramono Anung: Vaksin Gotong Royong, Tetap Melalui Perusahaan

JMA dari Jepang juga memberitahu untuk memperhatikan adanya tsunami.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x