Soal Semua Agama Sama di Mata Tuhan, Ketua MUI Sumbar: Menurut Manusia Tak Beragama

- 19 September 2021, 05:51 WIB
Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar.
Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar. /Instagram @BUYA GUSRIZAL/

"Tujuan akhirnya tetaplah satu yaitu 'tak usah beragama', walaupun diawali dengan narasi rayuan syaithan, 'jangan fanatik dalam beragama'.Kenapa kalimat itu adalah pernyataan manusia tak beragama? Karena semua agama pasti menolaknya. Setiap agama pasti mengajarkan bahwa agamanya lah yang benar dan agama yang lain adalah salah".

Lebih jauh dia mengatakan, dalam setiap ajaran agama akan ditemukan larangan bagi umatnya untuk pindah ke agama lain.

Baca Juga: Ada Proyek Pengecoran Jalan, Arus Lalin di Perempatan Cipasung Tasikmalaya Direkayasa

Kalaupun semua agama dinyatakan benar, Buya Gusrizal balik bertanya kepada pemilik ucapan tersebut: Mau masuk agama mana?

Sebab ujarnya, Kaum musyrikin Makkah saja dalam kekufuran mereka, tidak mau meyakini kebenaran selain agama mereka.

"Perhatikan dalam setiap ajaran agama! Tentu akan bertemu larangan bagi umatnya untuk berpindah ke agama lain. Bila demikian, pemilik ucapan "semua agama benar" itu mau masuk agama mana?".

Baca Juga: Kemenkes RI Berduka: 2 Nakes Ditemukan di Dasar Jurang di Papua, 1 Meninggal Dunia

"Kalau dia mau mengatakan meyakini semuanya benar, berarti ia telah mengalami korsleting nalar pada jaringan tegangan tinggi sehingga membuat padam seluruh daya penggerak tangkapan maklumat yang akan diolah akal fikirannya. Bahkan kaum musyrikin Makkah saja dalam kekufuran mereka, tidak mau meyakini kebenaran selain agama mereka".

Menurut Buya Gusrizal, kalau diamati secara mendalam pernyataan semua agama adalah bena, itu lebih sesat dari tokoh-tokoh kaum musrikin Makkah pada saat itu yang mengajak Nabi (Muhammad SAW) untuk sama-sama menyembah Tuhan secara bergiliran.

"Mereka hanya mau berganti sembahan bergilir tahun, tak lebih hanya demi menghentikan dakwah Islamiyyah. Kalau diamati secara mendalam, pernyataan 'semua agama benar' lebih dahsyat kesesatannya dibandingkan tokoh-tokoh kaum musyrikin Makkah (al-Walid Ibn al-Mughirah CS) yang mengajak Nabi saw bersama-sama menyembah tuhan mereka dengan bergiliran tahun, yang akhirnya dijawab oleh Allah swt dengan turunnya surat Al-Kafirun!" kata Buya Gusrizal memungkas pendapatnya di akun facebook milikya.***

Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x