Bupati Sumedang Datangi Kantor Menteri Pertanian RI, Kira-kira Ada Masalah Apa ya?

- 3 Desember 2021, 17:00 WIB
Setda Sumedang (Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, saat menemui Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta)
Setda Sumedang (Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, saat menemui Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta) /kabar-priangan.com/DOK Humpro/

KABAR PRIANGAN - Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, datangi Kantor Menteri Pertanian Republik Indonesia, Jumat, 3 Desember 2021. 

Kedatangan orang nomor 1 di Kabupaten Sumedang ini, ternyata langsung mendapatkan sambutan baik dari Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, di kantornya.

Berdasarkan laporan yang dirilis Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang, tujuan kedatangan Bupati Sumedang ke Kantor Menpan RI ini, tiada lain untuk menyampaikan kesiapan Sumedang, sebagai lokasi untuk pilot project integrated farming dan food estate Kementan RI.

Baca Juga: Gerakan Sumedang Bersih: Wabup Bersihkan Irigasi

Dalam rilis tersebut dijelaskan, bahwa pada hari ini, Bupati Sumedang telah melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kemenpan RI, untuk menemui Menpan Syahrul Yasin Limpo.

Sebagaimana yang telah diagendakan, kunjungan Bupati Dony ke Menpan ini, tiada lain untuk menyampaikan berbagai potensi komoditas pertanian yang dimiliki Kabupaten Sumedang. 

Diantaranya, Ubi Cilembu, Mangga Gedong Gincu dan kacang kedelai. "Ubi Cilembu sudah diekspor ke Hongkong dan Malaysia. Sedangkan Mangga Gedong Gincu sudah diekspor ke Rusia, khusus Mangga Gincu, Sumedang ini bisa menghasilkan 27.000 ton per tahun," kata Dony Ahmad, saat memaparkan potensi pertanian Sumedang kepada Mentan, seperti yang dirilis Bagian Humpro Setda Sumedang.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 3 Desember 2021: Aldebaran Akhirnya Menceritakan Tentang Irvan ke Andin

Adapun untuk potensi pengembangan lahan pertanian kedelai, kata Dony, Sumedang kini telah mengembangkannya di wilayah Desa Wanasari dan Wanajaya, Kecamatan Surian.

Namun demikian, Bupati juga menyampaikan berbagai kendala yang masih dihadapi dalam mengembangkan berbagai komoditas tersebut. 

Kendala yang masih dihadapinya itu, antara lain untuk pertanian Mangga Gincu, masih perlu meningkatkan produksinya bersamaan dengan menghilangkan penyakit lalat buah. 

Baca Juga: Nikmati Liburan, Kunjungi! Tempat Wisata Rekomendasi di Kawasan Timur Jatigede Sumedang, Ini Daftarnya

Sementara untuk pertanian kedelai, sampai saat ini produksinya masih rendah hanya 2.000 ton per tahun, atau masih belum seimbang dengan tingkat kebutuhan kacang kedelai di Sumedang yang per tahunya bisa mencapai kisaran 9.000 ton.

"Untuk pemenuhan kebutuhan kacang kedelai ini, Sumedang masih menggunakan kedelai impor," ujar Bupati Dony, saat mengawali pemaparannya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati pun akhirnya memohon kepada Mentan agar bisa menjadikan Kabupaten Sumedang sebagai lokus 'pilot project' program 'integrated farming', 'food estate', pertanian berbasis korporasi dan program lainnya. 

Baca Juga: Makam Cut Nyak Dien Merupakan Cagar Budaya di Sumedang yang Masuk Peringkat Nasional

Sebab menurut Bupati Dony, Kabupaten Sumedang sendiri, sejauh ini sudah memiliki lokasi yang tepat untuk dijadikan sebagai 'integrated farming' dan 'food estate'. 

"Contohnya, untuk peternakan dan perikanan kita punya potensi Waduk Jatigede, dalam rangka pengentasan kemiskinan warga di wilayah Jatigede," ujarnya. 

Permohonan yang disampaikan Bupati Sumedang ini, ternyata langsung disambut baik oleh Menpan RI Syahrul Yasin Limpo.

Baca Juga: UPDATE Kode Redeem ML 3 Desember 2021, Redeem Kodenya dan Klaim Hadiah Battle Emote beserta Random Skin Epic

Bahkan Menpan sendiri cukup tertarik dengan usulan Bupati Sumedang terkait sistem pertanian terpadu (integrated farming system) di kawasan Bendungan Jatigede dan 'food estate' berbasis mangga gedong gincu, kedelai, jagung, dan ubi cilembu itu.

"Alhamdulillah, Pak Menteri menyambut baik usulan Sumedang. Malah Pa Menteri juga, langsung menugaskan bawahannya untuk mematangkan konsepnya dalam bulan ini, supaya bisa secepatnya dieksekusi," kata Bupati Dony, dalam rilisnya.

Sesuai arahan Menpan, sambung Dony, untuk pengembangan Mangga Gedong Gincu, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang harus menyiapkan lahan sekitar 200 sampai 300 hektar, berikut SDM, dan konsepnya harus selesai disiapkan dalam waktu satu bulan untuk diidentifikasi. 

Baca Juga: Gedung Cyber Kebakaran, Berikut ini Layanan Digital yang Sempat Terdampak

"Hasil dari pertemuan tadi, pihak Kementan menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi ekspor mangga Gincu ke Jepang, terutama pemenuhan persyaratannya yakni bebas dari hama lalat buah. Karena menurut informasi dari Kementan, kebutuhan ekspor Mangga Gincu ke Jepang itu mencapai 400 ton per tahun," tuturnya.

Sementara mengenai rencana 'integrated farming' kedelai di wilayah Surian, kata Bupati, akan dicoba diidentifikasi sehingga bisa benar-benar terpadu.

"Dengan cara ini, diharapkan kebutuhan kedelai dapat dipenuhi dari Sumedang sendiri. Tidak lagi impor. Apalagi Sumedang merupakan produsen Tahu yang bahan bakunya kedelai. Bahkan Pak Menteri meminta ada diversifikasi berupa produk susu kedelai," ujar Bupati Dony.

Baca Juga: PPKM Dilonggarkan, Indikator Inflasi Menunjukkan Geliat Ekonomi Priangan Timur

Begitu juga dengan konsep 'food estate', menurut Bupati, ini juga akan dikaji di lahan 1000 hektare yang terdiri dari multi komoditas, termasuk komoditas jagung yang didorong di lahan 1000 hektare serta dicoba di lahan 20 hektare. 

"Pak Menteri sangat antusias membantu dan langsung akan ditindaklanjuti. Akhir Desember harus segera dieksekusi. Untuk pendanaan bisa bersumber dari mana saja," ujar Dony, di akhir rilisnya.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x