Titi mengatakan, para siswa sangat antusias melaksanakan PTM 100 persen di sekolah. Apalagi, pada semester genap ini mereka tak perlu belajar secara daring lagi. "Jadi sekarang sudah tidak ada daring lagi. Orangtua juga tidak ada yang menolak tak ada daring. Semua antusias," ujarnya.
Kendati demikian, Titi memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) dilakukan secara ketat. Pihak sekolah juga merencanakan pelaksanaan vaksinasi Covid 19 kepada para siswa."Jadi akan lebih aman. Orangtua juga menyambut baik anaknya untuk divaksin," kata dia.
Zahra Nurfadillah, salah seorang siswa, mengaku sangat senang pembelajaran sekolah tatap muka sudah bisa dilakukan seratus persen.
"Ya sangat senang, Pak, sekolah seperti kembali ke awal sebelum ada covid. Sekarang teman-teman semua pada ada, kalau kemarin paling bisa ketemu saat pelajaran daring di hape," ujar Zahra.
Pelaksanaan PTM di Kota Tasikmalaya masih dibagi dalam dua waktu karena cakupan vaksinasi Covid-19 di daerah itu belum memenuhi syarat yang ditentukan.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, hanya satuan pendidikan dengan capaian vaksinasi dosis kedua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen, serta cakupan vaksinasi dosis kedua pada lansia di atas 50 persen.
Selain itu peserta didik di tingkat kabupaten/kota telah divaksin yang dapat melaksanakan PTM dengan jumlah siswa 100 persen dari kapasitas kelas.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, cakupan vaksinasi dosis kedua kepada lansia di Kota Tasikmalaya belum mencapai 50 persen. Berdasarkan data per 11 Januari, cakupannya baru mencapai 42,64 persen.*