Kekejaman yang dilakukan gerombolan DI TII pada tahun 1959 itu, kata Wawan, merupakan sejarah paling kelam yang dialami warga Cibugel.
Korban meninggal akibat kekejaman gerombolan DI/TII akhirnya dimakamkan secara masal di Juru Tilu, persis di lokasi yang sekarang dijadikan bangunan Mesjid Besar As-syuhada Cibugel.
"Jadi Mesjid Besar As-Syuhada Cibugel ini, adalah salah satu bukti sejarah kekejaman DI TII," kata mantan Ketua PGRI Cibugel tersebut.
Baca Juga: Jalan Rusak Berat, Warga Cibugel Sumedang Memilih Jual Sayuran ke Garut
Kenapa mesjid ini dinamai As Syuhada, sambung Wawan, karena sebelum dijadikan bangunan mesjid, lokasi ini dulunya merupakan kuburan massal korban pembantaian DI TII. Ada lebih dari 120 nyawa yang meninggal dan dimakamkan di Juru Tilu itu.
Untuk mengenang para korban pembantai gerombolan DI TII itu, maka warga pun sepakat menamai Mesjid Besar ini dengan nama As-Syuhada, yang artinya kaum Muslim yang meninggal ketika berperang atau berjuang dalam membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran.
"Sebelum dibangun Mesjid Besar As-Syuhada, semua jenazah yang dimakamkan secara massal di sana tentu dipindahkan terlebih dahulu oleh masing-masing keluarganya. Jadi pas dibangun, sudah tidak ada makam lagi," ujarnya.***