"Awalnya kami masih bertahan karena masih ada stok kedelai, tetapi sekarang sudah tidak ada stok dan setiap hari kami harus nombok produksi, bukan malah untung," kata dia.
Yanto menjelasksan, aksi mogok produksi yang dilakukan pihaknya semata-mata bukan ingin menghilangkan peredaran tahu tempe di pasaran. Melaikan dengan tujuan ingin membuka mata pemerintah dalam menstabilkan harga kacang kedelai.
Dimana kondisi ini setiap tahun hampir selalu terjadi. Namun seolah tanpa upaya tanpa ada solusi berkelanjutan dari pemerintah.
"Kami ingin pemerintah membuka mata terhadap kondisi kedelai saat ini yang begitu tergantung pada kedelai impor. Namun tidak bisa menstabilkan harga. Kacang lokal pun tidak ada," ucap Yanto.
Dengan jumlah karyawan 12 orang, lanjut Yanto, maka ia pun mau tidak mau harus merumahkan dulu karyawannya. Kondisi ini memang dirasa berat oleh mereka, tetapi para pengrajin tahu tempe tidak memiliki pilihan selain mendesak pemerintah turun tangan terkait persoalan ini.
Baca Juga: Tim Sancang Polres Garut Ciduk 6 Anggota Komplotan Spesialis Curanmor, Salah Satunya Anak SMA
Salah seorang pegawai Pabrik Tahu Tempe NR, Koswara, menambahkan, selama dua hari dirinya dipastikan akan menganggur karena tidak beroperasi pabrik pembuatan tahu tempe tempatnya bekerja.
Dia pun berharap harga kacang kedelai segera stabil dan normal lagi agar para pegawai bisa bekerja lagi dan mendapatkan penghasilan. "Hari ini kegiatan kami hanya membersihkan pabrik karena besok dan lusa tidak produsi. Bagi kami ini berat, semoga segera ada solusinya," ujarnya.*