"Mereka tidak mungkin mengemis untuk minta diperhatikan. Tetapi seharusnya kita mengerti dengan mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada pejuang seperti guru ngaji itu. Ironis kan Kota Tasikmalaya kota santri, tetapi nasib guru ngajinya tak pernah diperjuangkan," ujar dia.
"Komisi IV mendorong wali kota menyiapkan anggaran dan kebijakan untuk memberi jaminan kesehatan maupun kesejahteraan bagi mereka," kata Gilman.
Baca Juga: Para Kades di Sumedang Ikuti Pesantren Kilat Selama Dua Hari
Kepala Bagian Kesra Pemkot Tasikmalaya Drs. Encu Darsiwa membenarkan bahwa peran mulia guru ngaji sangat luar biasa, terutama dalam membentuk karakter anak-anak. Sejauh ini, kata dia, adanya semacam insentif baru diberikan untuk guru madrasah, guru di IGRA dan lainnya.
Namun untuk guru ngaji belum. Menurut dia, saat ini telah dialokasikan Rp 250 juta untuk memberi penghargaan bagi mereka. Makanya di pembahasan APBD tahun 2023 akan diusulkan, sebab peluang diusulkan pada perubahan APBD tahun 2022 tampaknya kecil.
"Skemanya seperti apa nanti akan dipikirkan dan dibahas bersama. Kita juga berharap pandemi segera tuntas, sehingga alokasi anggaran bisa fokus untuk memperkukat peningkatan kapasitias masyarakat dan kesejahteraan masyarakat, termasuk guru ngaji, " kata Encu.*