إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Juga lanjutan hadits riwayat Imam Ahmad sebelumnya:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ
“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu” (HR. Ahmad)
Dalam Hadits tersebut menyimpulkan beberapa pemahaman:
1. Mengikat sifat setan dalam diri seorang mukmin, dengan latihan untuk tidak berbuat melampaui batas.
2. Perbuatan menggoda yang mengakibatkan dosa itulah, yang menjadikan sifat setan dalam diri lepas belenggu. Lepas belenggu artinya, perbuatan yang memaksakan kehendak.
3. Perbuatan melampaui batas ini, bisa berpotensi dosa.