Kini tepat 40 tahun berlalu, Masjid yang memiliki desain sederhana ini seolah menjadi salah satu saksi peristiwa hebatnya letusan Gunung Galunggung.
Bangunan masjid kini masih berdiri tegak. Meski dilakukan beberapa renovasi, akan tetapi pengurus mesjid tetap mempertahankan bentuk aslinya.
"Secara logika, lahar seharusnya masuk dan menerjang masjid beserta pesantren, serta rumah penduduk karena berada di daerah cekungan. Namun hal itu tidak sampai terjadi. Lahar malah berbelok ke arah utara dan selatan sehingga masjid dan sekitarnya selamat dari terjangan lahar," kenang pengelola Pondok Pesantren Kikisik, H Kusnadi.
Salah seorang warga kikisik, Makmun (80), menuturkan, lahar yang dikeluarkan Gunung Galunggung kala itu merusak bangunan dan pohon yang ada di wilayah Kikisik.
Wilayah Kikisik ini hanya berjarak 5 Km dari Gunung Galunggung.
Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsak di Kabupaten Ciamis untuk Selasa, 5 April 2022
Tetapi anehnya, ketika aliran lahan akan menerjang wilayah kikisik, Justru lahan hanya melewati dan mengalir ke arah Selatan dan utara perkampungan.
"Waktos harita mah meni keueung pisan. Seueur warga anu ngungsi ka daerah anu lain. Sabab saha nu teu sieun kana bituna Gunung Galunggung, guntur sing beledug, kilat sing salaber, hujan keusik jeng lahar kamana-mana," jelas Makmun.
Saat itu, kata dia, pimpinan Pondok Pesantren Kikisik, Ajengan Ahmad Sadili, membuat benteng dari gebog (batang) pohon pisang lantas ditutupi barangbang (pelepah daun kelapa) di bagian atas Kampung Kikisik.