Hingga kini bedug raksasa tersebut telah menjadi ikon Masjid Agung serta menjadi kebanggaan masyarakat Kota Tasikmalaya.
Bedug raksasa Masjid Agung Tasikmalaya ini pernah mendapatkan penghargaan dari Musium Record Indonesia (MURI) sebagai perangkat bedug terbesar di Indonesia dengan ukuran panjang 4 meter dan tinggi 4 meter terbuat dari kayu bengkiray.
Baca Juga: Aksi Tabur Benih Ikan di Jalan Rusak, Langsung Direspon Bupati Sumedang
Sedangkan untuk kulit bedugnya terbuat dari kulit banteng yang diperoleh khusus dari Banten. Selain itu karena ukurannya cukup besar membutuhkan empat orang untuk menabuhnya.
Adapun sosok penting yang merancang bedug tersebut adalah seorang ahli pembuat gamelan bernama Empu Triguno yang sering mendapatkan penghargaan dari bidang seni salahsatunya dari UNESCO pada tahun 1999.
Pembuatan bedug tersebut membutuhkn waktu pengerjaan selama dua bulan dengan dibantu oleh 16 orang pekerja.
Kordinator lapangan pengurus Masjid Agung Kota Tasikmalaya Yayat Ruhyat mengatakan, robeknya bedug raksasa tersebut terjadi sudah cukup lama.
"Ya memang telah lama robek, tapi bukan karena unsur disengaja, tapi lebih karena faktor alam seperti kepanasan dan kehujanan," ujar Yaya, Kamis 7 April 2022.
Adapun kulit yang robek berada di sisi timur menghadap ke Taman Kota. Kulit yang robek memanjang dari bawah ke atas sepanjang kurang lebih sekitar 80 cm.