Network
KABAR PRIANGAN - Sampah jika dibiarkan menumpuk akan menjadi permasalahan lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut sekelompok pemuda di Desa Sukahurip, Kecamatan Cihaurbeuti, melakukan kegiatan pengelolaan sampah terpadu menjadi nilai ekonomis.
Para pemuda di desa tersebut berhasil memanfaatkan sampah rumah tangga yang masuk ke tempat pembuangan sampah (TPS) di setiap dusun lalu diolah menjadi bahan alternatif untuk media tanam.
Selama ini, sudah tiga bulan lebih TPS Desa Sukahurip tidak lagi mengirim sampah ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kecamatan Cihaurbeuti.
Baca Juga: Pemudik Cantik Asal Cilacap Hibur Polisi dengan Tarian India. Ternyata Demi Challenge di TikTok
Semua sampah yang dikumpulkan di tujuh bank sampah setiap dusun di lingkungan desa tersebut, diolah habis menjadi briket dan menjadi sumber pemasukan bagi para pemuda yang mengelola sampah.
Indar Saepuloh (21), warga Desa Sukasurip yang juga salah seorang pengelola TPS Desa Sukahurip, menuturkan proses pengolahan sampah dijadikan briket awalnya coba-coba atau melakukan eksperimen hasil karya sendiri.
Salah seorang pemuda yang juga menjadi Pemuda Pelopor Kecamatan Ciahurbeuti ini mengaku peralatan yang dipakai mengelola sampah menjadi briket merupakan hasil karyanya sendiri.
Baca Juga: Selama Musim Libur Lebaran, Lebih Dari Satu Juta Wisatawan Datangi Objek Wisata di Garut
"Kami mendesain sendiri peralatan, mulai dari alat untuk memilah sampah, mengeringkan hingga mesin untuk mencetak briket semua dirakit bersama tim," ujarnya, Minggu, 8 Mei 2022.
Sementara itu Camat Cihaurbeuti, Edy Yulianto, mengatakan pihaknya sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh para pemuda Desa Sukahurip.
"Kami dari pihak pemerintah kecamatan sangat mengapresiasi dan mendukung langkah Pemerintah Desa Sukahurip yang saat ini sedang terus membenahi bank sampah di setiap dusun," ujarnya.
Menurut Edy, untuk sampah dari bank sampah yang tidak bernilai ekonomis atau yang tidak terpakai perlu dipikirkan lagi cara pemusnahannya.
"Langkah dari para pemuda Desa Sukahurip ini patut ditiru oleh para pemuda yang berada di desa-desa lainya, sehingga ke depan masyarakat tidak lagi dibingungkan dengan permasalahan sampah," kata Edy.*
