Ironis, Angka Tertinggi Stunting di Garut Berada di wilayah Perkotaan

- 30 Juni 2022, 16:35 WIB
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman heran wilayah kota justru wilayah yang paling banyak balita stunting.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman heran wilayah kota justru wilayah yang paling banyak balita stunting. /kabar-priangan.com/Dindin Herdiana /

KABAR PRIANGAN - Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, menyebutkan, hingga saat ini, penimbangan balita yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Garut baru mencapai angka 90 persen. Dari angka itu sebanyak 16 persen di antaranya merusak balita stunting. 

Ia menyebutkan, balita stunting yang terbesar atau terbanyak berada di wilayah Kecamatan Garut Kota, disusul Kecamatan Blubur Limbangan dan Wanaraja. 

"Nah apakah ini juga ada hubungan dengan kemiskinan kota? Karena kan kalau di kampung itu walaupun tidak mampu mereka mungkin masih ada makanan-makanan yang disiapkan oleh alam. Masih ada ke kebun, ke sawah,” ungkap Wakil Bupati usai menyerahkan secara simbolis paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada 27 balita yang mengalami stunting atau gizi buruk, di Kantor Kecamatan Garut Kota, Kamis, 30 Juni 2022.

Baca Juga: Objek Wisata Situ Bagendit di Garut yang Pernah Dikunjungi Charlie Chaplin Kini Terus Bersolek

Wabup menyebutkan, pihaknya akan menugaskan dinas terkait untuk menganalisa mengapa 3 daerah tadi yang notabene berada di wilayah perkotaan, namun memiliki angka stunting yang cukup tinggi, ironis.

Helmi mengungkapkan, jika nantinya data dari Bulan Penimbangan Stunting (BPS) sudah terkumpul semuanya, pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut dengan melakukan pemberian makanan tambahan bagi balita yang mengalami stunting. 

“Gak ada cara lain, kalau stunting itu pasti harus diberikan makanan. Hasil penelitian ternyata yang harus kita berikan itu adalah yang banyak protein. Seperti telur, susu, dan daging,” ucapnya. 

Baca Juga: Kepala SMKN 2 Garut Dilaporkan ke Polisi, Dituding Serobot Lahan Warga

Menurut Wabup, penanganan stunting selain dari anggaran desa (APBDes), Pemkab Garut pun melalui APBD menganggarkan hal yang sama, serta ditunjang juga partisipasi masyarakat.

"Saya kira partisipasi masyarakat tidak usah menunggu. Kalau misalkan ada yang stunting bisa kita segera berikan makanan," ujarnya.

Sementara itu, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Sri Prihatin, menjelaskan untuk BPS tadi, pihaknya sudah melakukan pengukuran dan penimbangan kepada 201.768 balita atau sekitar 90,8 persen dari target sebanyak 220 ribu balita. Dari jumlah 201.768 balita tersebut sebanyak 32.282 atau 16 persen nya tercatat stunting. 

Baca Juga: Empat ASN Garut dan Satu Rekanan Divonis Bersalah Dalam Kasus Maling Uang Rakyat Pengadaan Sapi Perah

Sri menuturkan, untuk yang 16 persen balita stunting, pihaknya akan melakukan intervensi secara khusus, baik dari dinas kesehatan dan jajarannya, maupun peran serta masyarakat dan stakeholder terkait.

“Di wilayah Garut Kota pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan stunting kita ambil 27 balita dari 3 Puskesmas” ujarnya. 

Terpisah Camat Garut Kota, Teten Sundara, mengatakan, terkait tingginya angka stunting di wilayahnya, pihaknya langsung menghimpun dana.

Baca Juga: BPBD Garut Bersama Kodim 0611 Sinergikan Aktivasi Pos Komando Jika Terjadi Bencana

“Alhamdulillah terkumpul dari ASN se-kelurahan dan kecamatan sebanyak Rp8 juta dan dari TP PKK kelurahan se-Kecamatan Garut Kota Rp1,5 juta.Rencananya kami akan kerja sama dengan bagian gizi dari 3 Puskesmas” katanya. ***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x