Menurut Heni, rendahnya jumlah keterwakilan perempuan di parlemen masih menjadi persoalan di kalangan aktivis perempuan. Catatan World Bank tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat ketujuh terendah se-Asia Tenggara dalam hal keterwakilan perempuan di parlemen.
Di DPRD Kota Tasikmalaya pun saat ini hanya tiga anggota legislatif yang mewakili kaum hawa yakni dua orang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan seorang dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca Juga: Panen Perdana Sorgum di Margaharja Ciamis Hasilkan 8 Ton, Dijadikan Bahan Pakan Ternak
"Dengan minimnya keterwakilan itu, isu-isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan lainnya belum banyak diperjuangkan," ujar Heni.
Menyadari hal itu, Heni dan kawan-kawan membentuk wadah organisasi baru untuk membangun jejaring untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam berpolitik.
Pendeklarasian FosP2T dilakukan di Jalan Ahmad Suja'i Nomor 73 RT 05/012 Bojong Kidul, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Minggu 26 Juni 2022 malam.
"Organisasi ini dideklarasikan sebagai ruang aktivis perempuan untuk peningkatan kapasitas dan membangun gerakan bersama mewujudkan 30 persen anggota legislatif perempuan di Kota Tasikmalaya," ucap Heni.*