Network
KABAR PRIANGAN - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor)Kabupaten Sumedang melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) dan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan). Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari ini (4 - 7 Agustus 2022) digelar di Aula PCNU Kabupaten Sumedang dan Aula Kementerian Agama Kabupaten Sumedang.
Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Sumedang, Acep Komarudin Hidayat, mengatakan kegiatan PKL dan Susbalan ini merupakan kegiatan pertama kali yang dilakukan oleh PC GP Ansor Kabupaten Sumedang.
Salah satu hal yang mendasar terselenggaranya kegiatan tersebut yaitu karena kebutuhan akan adanya kader Ansor dan Banser Kabupaten Sumedang di tingkat lanjut.
Baca Juga: Sebanyak 17 Bintara Baru Polres Sumedang Ikuti Pembaretan, Kapolres: Berikan Dedikasi untuk Negara
"Sebagaimana diketahui, tingkatan kaderisasi di Ansor itu dimulai dari Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD), dilanjutkan dengan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL), dan terakhir ada Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN)," ujar Acep, Minggu, 7 Agustus 2022.
Sementara tingkatan kaderisasi di Banser dimulai dari Pendidik Latihan Dasar (Diklatsar), dilanjutkan dengan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan), dan yang terakhir Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim).
Kata dia, di Kabupaten Sumedang dari dulu sampai sekarang mungkin sudah ribuan yang sudah mengikut PKD dan Diklatsar. Tapi tingkat kaderisasi awal tersebut hanyalah proses pengenalan awal apa itu Ansor dan apa itu Banser, tanpa mengetahui konsekuensi lebih jauh apa yang harus diemban oleh anggota.
Baca Juga: Polisi Amankan Proses Konstatering Lahan Tol Cisumdawu di Cimalaka Sumedang
"Terus kenapa GP Ansor Sumedang harus mengadakan PKN dan Susbalan? Karena GP Ansor Sumedang ingin mencetak kader-kader perwira. Lulusan PKL dan Susbalan levelnya sudah tingat dua," katanya.
Selain itu, pihaknya berharap lulusan PKL dan Susbalan ini kedepannya menjadi agen-agen atau menjadi kader-kader yang bisa menyebarkan semangat dan tujuan dari organisasi yang kita cintai ini. Bukan sebaliknya, malah menjadi beban organisasi.
