"Seperti halnya kegiatan tradisi Ngalaksa, saya minta libatkan semua stakeholder dan semua pihak untuk turut serta melestarikan budaya Ngalaksa," tuturnya.
Baca Juga: Sebanyak 5.000 Lebih Nakes di Sumedang Bakal Divaksin Booster Dosis 2
Karena menurut Bupati Dony, menjaga dan melestarikan budaya pada hakikatnya merupakan kewajiban semua pihak, termasuk di dalamnya pemerintah daerah dan masyarakat Sumedang.
Supaya, budaya-budaya lama warisan leluhur bisa tetap terjaga dan lestari, sehingga dapat terus diwariskan kepada generasi-generasi penerus. "Dalam rangka inilah kita melestarikan budaya adat Ngalaksa. Jadi jangan terputus hanya pada generasi kita," ujarnya.
Masih dalam sambutannya, Bupati Sumedang juga mengusulkan kepada panitia kegiatan supaya dapat menghadirkan siswa sekolah pada setiap kegiatan budaya seperti tradisi Ngalaksa.
Baca Juga: Milangkala Kecamatan Sumedang Bertepatan dengan HUT RI ke 77, Ini Kegiatannya
Dengan harapan, para pelajar di Kabupaten Sumedang dapat mengetahui dan memahami budaya lokal leluhurnya, sehingga tertanam di dalam hatinya dan mereka akhirnya menjadi 'aware' terhadap budaya.
"Ini adalah upaya kita agar budaya yang ada di Sumedang tidak punah, dan dapat terus berkembang hingga anak cucu kita mengetahui adanya budaya Ngalaksa," katanya.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, tradisi upacara adat Ngalaksa sendiri pada awalnya merupakan sebuah ritual penghormatan masyarakat petani terhadap Dewi Padi atau Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Namun oleh masyarakat Rancakalong, tradisi Ngalaksa ini telah dimaknai sebagai ungkapan syukur mereka kepada Alloh SWT Sang Pemberi Rezeki.***