Ngabuburit Berburu Takjil Murmer di Jalan Tajur Tasikmalaya, Setiap Ramadhan Pinggir Rel Mendadak Ramai

- 27 Maret 2023, 20:03 WIB
Suasana ngabuburit di Jalan Tajur Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Kamis 23 Maret 2023.*
Suasana ngabuburit di Jalan Tajur Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Kamis 23 Maret 2023.* /kabar-priangan.com/Arief Farihan K/

KABAR PRIANGAN - Bagi warga yang kediamannya jauh dari rel kereta api, tentu melihat kereta dan rel memanjang serta mendengar deru suaranya merupakan hal yang asing. Kecuali ketika bepergian dan menemukan hal tersebut.

Lain halnya dengan warga yang rumahnya berada di sekitar rel. Melihat wujud kereta dan relnya serta mendengar suaranya yang khas adalah hal biasa.

Nah, saat Bulan Ramadhan seperti sekarang, sejumlah lokasi pinggir rel kereta api menjadi kawasan yang asyik untuk ngabuburit. Salah satunya di Kawasan Tajur Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Jawa Barat. Lokasi yang biasanya tak terlalu ramai itu,
mendadak berubah semarak saat Bulan Ramadhan tiba tepatnya selepas Ashar.

Baca Juga: Dugaan Kelas Jauh Ilegal hingga Jual Beli Ijazah, Ini Temuan Mahasiswa STMIK Tasikmalaya saat Demo!

Tak hanya warga setempat, pengunjung berbagai usia yang berburu makanan takjil murah-meriah (murmer) di sini banyak pula dari wilayah sekitarnya seperti Kelurahan Sirnagalih dan Parakannyasag Kecamataan Indihiang. Salah seorang warga Tajur, Nova (32) mengatakan, lokasi itu telah menjadi kawasan pedagang musiman Ramadhan sejak sekira lima tahun lalu. Namun sempat terhenti dua tahun akibat pendemi Covid-19. "Kini setelah selesai pandemi jadi lebih ramai karena semakin banyak yang tahu," kata Nova.

Suasana ngabuburit yang berada di pinggir rel menjadi ciri tersendiri lokasi ini. Jika kebetulan atau mau sabar menunggu, pengunjung bisa menyaksikan momen kereta api lewat. Biasanya pada sore hari ada dua jadwal kereta yang melintas yakni dari arah barat dan arah timur. "Jadwalnya sekira pukul 16.30 ti wetan (dari timur), dan pukul 16.30 lebih ti kulon (dari barat)," ujar Nova.

Pedagang melayani pembeli saat ngabuburit di Jalan Tajur.*/kabar-priangan.com/Arief FK
Pedagang melayani pembeli saat ngabuburit di Jalan Tajur.*/kabar-priangan.com/Arief FK

Lantas, apakah tak khawatir lantaran lokasi tersebut sangat dekat dengan rel kereta? Menurut Opon (50), salah seorang petugas parkir, karena telah mengetahui jadwal itulah biasanya warga saling mengabarkan jika kereta akan lewat. "Sudah saling mengetahui waktunya kapan kereta akan lewat, jadi pabeja-beja (saling mengabarkan) sehingga saat kereta akan datang ya menjauh dari rel. Alhamdulillah tak ada hal-hal yang tak diinginkan," ucap Opon.

Baca Juga: Kualitas Kolang-kaling Salawu Tasikmalaya Bagus, Saat Ramadhan Dipesan Pembeli Berbagai Daerah hingga Jatim

Untuk menuju lokasi ngabuburit ini ada dua jalur masuk karena Jalan Tajur merupakan jalan tembus. Jalur pertama dari jalan utama nasional Jalan Raya Indihiang, tepatnya dari Pertigaan Leuwidahu sekira 1 km lebih. Setelah melewati perlintasan rel kereta api Leuwidahu-Salamnunggal, tinggal lurus saja. Sekira 500 meter akan menemukan lokasi ngabuburit.

Jalur Tajur ini tembus ke TPU Cinehel lalu Jalan Cinehel yang jika belok kanan akan menemui Perempatan Mitra Batik Jalan RE Martadinata. Namun pengendara kendaraan roda empat tak bisa lewat karena jalan di kawasan TPU Cinehel menyempit sehingga hanya dapat dilalui sepeda motor.

Ngabuburit di pinggir rel Jalan Tajur.*/kabar-priangan.com/Arief FK
Ngabuburit di pinggir rel Jalan Tajur.*/kabar-priangan.com/Arief FK

Sedangkan jika dari arah Perempatan Mitra Batik, sebelum Perlintasan Rel Cinehel belok ke kiri arah TPU Cinehel. Dari arah ini tinggal lurus menuju Leuwidahu namun hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua. Jika menggunakan mobil harus memutar melewati Jalan Parakannyasag-Sirnagalih, lalu belok kiri di Pertigaan Salamnunggal hingga menemukan Perlintasan Kereta Api Leuwidahu.

Baca Juga: Penemuan Mayat Hebohkan Warga Linggasari Ciamis, Penyebab Kematian Belum Diketahui

Pantauan kabar-priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan pada hari pertama Ramadhan 1444 H, Kamis 23 Maret 2023 sore, suasana ngabuburit sangat terasa di kawasan Tajur. Di jalan tersebut berderet puluhan lapak penjual berbagai jenis makanan dan minuman. Mulai minuman es, kolak, hingga beragam camilan seperti cilok, cimol, martabak telur, dan lainnya dengan harga bersahabat dan murah-meriah. Jalan pun menjadi penuh sehingga arus lalu lintas tersendat. 

Cuaca yang cerah saat itu membuat pedagang marema atau laris-manis. Bahkan sejumlah pedagang telah habis dagangannya setengah jam sebelum beduk Magrib.

Seperti dialami Elsa, pemilik Kedai Helfya. Berbagai kuliner dagangannya diantaranya es mojito yang dijual Rp3.500, pisang krispi Rp3.000, hingga es jomblo Rp4.000, ludes dibeli warga yang ngabuburit. "Alhamdulillah, hari pertama ini lumayan laris. Mudah-mudahan cuacanya bagus terus," kata salah seorang penjaga lapak tersebut.

Baca Juga: Bupati Garut akan Pidanakan Pangkalan yang Jual Gas 3 Kilogram Diatas HET

Pedagang lainnya, Nana (50), bukan warga setempat. Ia biasanya berdagang keliling mie ayam dan setiap hari melewati lokasi tersebut. Setelah menyampaikan minatnya mengisi tempat kepada pihak yang mengelola lokasi ngabuburit tersebut, ia pun mendapatkan lapak untuk menempatkan roda dagangannya.

"Saya sehari-hari berdagang mie ayam, namun kini saat bulan puasa mah beralih dagang martabak telur saja," ujar Nana yang menjual martabak telur seharga Rp5.000 untuk dua martabak.

Diketahui, pada hari pertama Ramadhan tersebut ada 67 kios yang berjejer di lokasi sepanjang sekira 1 km. Namun kemungkinan jumlah lapak bertambah karena masih ada lapak kosong. Apalagi kondisi pinggir jalan kini telah ditembok sehingga lebih nyaman. "Sekarang mah sudah ditembok, beda dengan tahun-tahun lalu. Mudah-mudahan saja cuacanya bagus terus tak hujan," kata Nova.***

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x