Setelah Gloster SS-37 Pensiun, 'Pesawat Tempur PBE-78' Diproduksi Terbatas di Parakannyasag Tasikmalaya

- 21 Agustus 2023, 17:24 WIB
Dudun Saepudin (kanan) bersama petugas satpam Perumahan Bumi Endah Residence, Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, berfoto di depan
Dudun Saepudin (kanan) bersama petugas satpam Perumahan Bumi Endah Residence, Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, berfoto di depan /

Setelah tahap awal mendesain, dirinya pun mendapatkan bahan-bahan untuk proses pembuatan yakni tiga batang bambu ukuran 6 meter, puluhan lembar kertas semen, cat tembok, tali rafia, dan lem aci sampeu (tepung tapioka). Selanjutnya membuat rangka pesawat dari mulai membuat beberapa bulatan berbahan bambu untuk bagian moncong, bagian kepala, lalu bulatan body yang lebih besar, serta bulatan buntut yang semakin kecil. Belahan bambu diikat ke bulatan-bulatan bambu tersebut.

Baca Juga: SPS Berikan Penghargaan Kepada Gubernur Jabar. Ridwan Kamil: Indeks Kebebasan Pers di Jawa Barat Rangking 2

Pesawat tempur rodanya bekas sepeda anak-anak

Proses keratif selanjutnya, dipasang kaca-kacaan dari plastik untuk bagian depan pesawat. Pengecatan menggunakan warna abu-abu khas pesawat tempur angkatan udara dengan warna jenis pesawat memakai cat merah. Adapun tiga roda yang dipasang di bawah pesawat berasal dari roda bekas sepeda anak-anak dari Bendahara RW 16 Parakannyasag Helmi Priatna. "Ini rodanya, jadi pas saat bikin, Pak Helmi mengatakan ada roda mah di rumah bekas sepeda anak saya, ya sudah dibawa ke sini dan langsung dipasangkan engga perlu lama hehe," ujar Dudun.

Dudun membuat ornamen tersebut dengan mudah, namun menjadi pekerjaan yang sulit dan cukup bingung jika dilakukan orang yang tak biasa. Ia juga tak melihat gambar atau tutorial di medsos karena sudah terbayang di luar kepala. Konsepnya seperti membuat buwu yaitu alat untuk menjerat ikan di sungai terbuat dari bambu. "Bedanya, ini dimensi ukurannya besar, tinggal pasang rangka bagian kepala, sayap, dan buntut, lalu pasang kertas semen dilem aci sampeu dan finishing pengecatan," ucap Dudun.

Dudun punya keterampilan membuat replika pesawat tersebut karena pengalaman. Setiap Agustus sejak dirinya masih bermomisili di Kampung Ciwaru Desa Cijulang Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran, selalu ada ornamen yang ditampilkan. Selain pesawat, biasanya membuat kamonesan variatif sepeti tank baja dan helikopter. Tank baja "mesinnya" menggunakan becak atau roda gerobak sehingga bisa berjalan, sedangkan helikopter di dalamnya ada sepeda kayuh atau sepeda motor.

Baca Juga: Bendera Merah Putih Terpanjang di Jabar Terbentang di Pangandaran, Meriahkan HUT ke-78 RI

Namun untuk "pesawat tempur" ini tak bisa dibawa karnaval di wilayahnya. Soalnya akan memakan ruang karena bentangan sayapnya yang lebar, sehingga untuk jalan ukuran kecil akan menghabiskan lahan kendaraan lain. "Jadi temanya ini pajangan saja. Ini juga merupakan model pesawat tempur lama, bukan model baru yang lebih canggih," kata Dudun.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x