Network
KABAR PRIANGAN – Seorang pria di Panawangan Ciamis yang memiliki riwayat depresi ditemukan telah meninggal dunia pada Rabu sore, 13 Desember 2023. Korban yang bernama Komar (43) warga desa Bangunjaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis ini ditemukan telah meninggal dunia oleh orangtuanya.
Sebelumnya korban terlihat masih beraktifitas seperti biasa pada pagi hari, namun menjelang petang korban tidak terlihat. Karena korban memiliki riwayat depresi, maka orangtua korban kemudian mencari keberadaannya di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
Hal ini diungkapkan oleh Kasi Pemerintahan Desa Bangunjaya, Hartono. Menurut Hartono, korban akhirnya ditemukan oleh oleh orangtuanya dalam keadaan sudah meninggal dengan leher terlilit tali dan posisi seperti sedang duduk di atas plafond rumahnya.
Baca Juga: MTQ ke-45 Kabupaten Ciamis Dibuka Hari Ini di Banjarsari, Baregbeg Optimistis Masuk 5 Besar
Diduga keputusan korban mengakhiri hidupnya dikarenakan depresi setelah ditinggal olah ayah angkatnya. Diketahui, ayah angkat korban baru saja meninggal beberapa hari lalu. “Korban ini sejak kecil dirawat oleh ayah angkatnya dan rumah itu (TKP) merupakan miliknya,” ucap Hartono.
Korban ditemukan sekitar pukul 17.30 WIB setelah pencarian korban hingga ke arah sungai yang jaraknya beberapa ratus meter dari tempat tinggal korban tidak mendapatkan hasil. Karena penasaran, orangtuanya kemudian kembali ke rumah korban. Ayah korban akhirnya naik ke atas plafon mencari korban. "Bapaknya penasaran, maka dicarilah ke atas para (plafond) rumah dan kaget karena terlihat korban, dilehernya terlilit tali dengan posisi seperti sedang duduk," jelas Hartono.
Penemuan korban ini dikonfirmasi oleh Kapolsek Panawangan Iptu Heru Purnomo. Heru membenarkan, ada kejadian bunuh diri di wilayah hukum Polsek Panawangan, tepatnya di Desa Bangunjaya. “Iya tadi petang anggota kami setelah mendapat informasi ada warga yang bunuh diri. Langsung ke tempat kejadian perkara dan berdasarkan pemeriksaan memang terlihat ciri-ciri korban bunuh diri dan keluarganya menerima kejadian itu sebagai musibah,” jelas Heru.***
