"Dengan adanya TPS yang unik bernuansa wedding ini, intinya sekali lagi karena mungkin pertama adanya ide seperti itu, yang kedua kami memberdayakan potensi yang ada kebetulan salah satu anggota dari KPPS kami itu kan punya WO atau salon," imbuhnya.
Untuk mendekorasi ruangan dengan konsep hajatan tersebut, Dijelaskan Dudi, para petugas KPPS harus bekerja hingga larut malam.
Nuansa Hajatan Pernikahan
Melalui penambahan banyak ornamen lainnya, ditambah sound system layaknya hajatan, membuat nuansa wedding makin kental dirasakan warga masyarakat.
"Di TPS ini ada 262 DPT yang berhak memberikan suaranya, harapannya semoga dengan konsep ini bisa menarik kembali para pemilih untuk datang ke TPS kami khususnya dan harapan yang utama itu peran aktif masyarakat khususnya dalam mencoblos itu lebih meningkat dari Pemilu sebelumnya," pungkasnya.
Sementara itu, Rizal (28) anggota KPPS Desa Bendasari yang juga pemilik Widi Salon (Wisa) mengungkapkan, dengan usaha dan kemampuan yang dia miliki muncul ide kreatif menyulap ruangan TPS dengan konsep wedding.
"Kebetulan saya juga sebagai anggota KPPS dan punya usaha Wedding Organizer dengan peralatan yang saya punya muncullah ide kreatif ini, yaitu menyulap ruangan yang akan dijadikan TPS dengan konsep wedding," katanya.
Untuk hiasannya sendiri, Rizal sengaja tidak menempelkan ornamen warna yang berhuhungan dengan warna partai, dia memilih warna yang netral untuk hiasan kainnya yaitu warna putih dan coklat tua.
"Makanya ini untuk warna hiasannya sengaja tidak bernuansa warna partai tertentu, kami pilih yang netral," tambah Rizal.