Dalam tahap awal, para peserta didik dengan latar belakang tuna rungu, autis , tuna grahita hingga MDVI netra kesulitan untuk mengikuti arahan. Tak jarang telor yang tengah dihampelas pecah, dilempar dan lainnya.
Baca Juga: Gelar Banyak Even, Automotive Air Show 2024 di Kota Tasikmalaya Masuk Rekor MURI
Dunia Kerja
Namun seiring waktu berjalan, mereka tumbuh menjadi calon pekerja yang penuh semangat dan telaten. "Malah dengan belajar produksi telur asin, mereka tumbuh jadi pribadi yang hati-hati dan terbiasa gotong royong," katanya.
Malah, kata Arin, peserta yang tergolong hiperaktif, terdorong untuk turut bantu pekerjaan temannya yang sedikit lambat karena pengelola memberlakukan waktu kegiatan tertentu dan baru bisa pulang jika semua pekerjaan semuanya beres.
Jadi selain keterampilan membuat buket bunga, kerajinan kayu, pihaknya juga terus berinovasi dalam menambah jenis kreatifitas ABK, termasuk produksi telur asin itu.
Disaat daya serap dunia kerja untuk ABK minim, maka keterampilan seperti ini penting dalam menopang kemandirian mereka di masa depan. "Ya mudah-mudahan bisa membantu dan menginspirasi orang tua yang memiliki anak ABK," kata dia.***