"Ya sekarang mah tidak serame tahun lalu, penjualannya minim. Mungkin karena beras dan bahan pokok lain mahal sehingga berimbas ke penjualan kurma," ujarnya.
Apalagi jumlah pedagang kurma kata dia, setiap tahunnya selalu bertambah sehingga saingan semakin banyak.
"Kalau dibilang saingan ya tidak juga, semua pedagang punya rezeki masing-masing. Kita sama-sama cari makan," katanya.
Baca Juga: Belasan Pasutri di Kota Tasikmalaya yang Nikah di Bawah Tangan, Dapat Bantuan Surat Nikah Gratis
Lebih Enteng
Ade (54) pedagang kurma lainnya di Kota Tasik mengaku, dirinya pun sengaja memilih berjualan kurma selama Bulan Ramadan, agar mendapatkan hasil usaha lebih dibanding usaha yang dijalankannya pada hari-hari biasa.
Bapak dua anak yang sehari-harinya bergelut pada bidang bangunan alias kuli bangunan itu merasa berjualan kurma lebih enteng ketimbang menguras tenaga di proyek saat bulan puasa.
"Sebenarnya kalau dari segi penghasilan mah sama saja, tapi karena saya puasa, saya lebih milih berjualan kurma saja," kata Ade.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Kuliner di Tasikmalaya yang Pas untuk Bukber, Simak Infonya Hanya di Sini
Ade mengaku, sudah lima tahun ini ia menjadi tukang kurma musiman. Jika lagi baik, dalam sehari dia bisa melariskan 10 kilogram kurma rabi dan golden dengan kisaran harga Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogramnya.
Namun menurut, untuk Ramadan tahun ini penjualan menurun dibanding waktu yang sama tahun sebelumnya.