Hari Osteoporosis Sedunia 20 Oktober 2023: Tema, Fakta Penting dan Cara Cegah Kerapuhan Tulang  

20 Oktober 2023, 19:19 WIB
World Osteoporosis Day diselenggarakan tiap tahun untuk meningkatkan kesadaran pentingnya kepadatan tulang. /Freepik.com/brgfx/

 

KABAR PRIANGAN - Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day. diperingati pada tanggal 20 Oktober setiap tahun. Peringatan ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran global akan pencegahan, diagnosis, pengobatan osteoporosis dan penyakit tulang metabolik.

Apa saja serba-serbi Hari Osteoporosis Sedunia? Mari kita simak.

Tema World Osteoporosis Day 2023

'Build Better Bones (Membangun Tulang Lebih Baik)' menjadi tema Hari Osteoporosis Sedunia tahun pada 2023. Tujuan tema ini adalah untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan tulang mereka dengan melakukan berbagai aktivitas dasar untuk kesehatan tulang seperti mengonsumsi makanan bergizi yang memperkuat tulang, mengonsumsi vitamin D, melakukan olahraga serta menghindari konsumsi rokok dan alkohol.

Peringatan ini juga dimaksudkan agar lebih banyak orang yang memahami gejala osteoporosis, melakukan diagnosis serta melakukan pengobatan jika diperlukan.

Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia Diperingati 20 Oktober 2023, Simak Sejarahnya dan Tema di Tahun Ini

Fakta-fakta Penting Tentang Osteoporosis

Dilansir dari International Osteoporosis Foundation, osteoporosis adalah hal yang umum terjadi, namun seiring waktu, kasus patah tulang akibat tulang rapuh terus meningkat. Selain itu, fakta-fakta lainnya adalah:

1.Di seluruh dunia, satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria berusia 50 tahun ke atas akan

akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis di sisa masa hidup mereka.

2.Dibandingkan tahun 1990, diperkirakan pada tahun 2050, kejadian patah tulang pinggul di seluruh dunia diproyeksikan meningkat, 240% pada wanita dan 310% pada pria.

3.Secara global, osteoporosis menjadi penyebab lebih dari 8,9 juta kejadian patah tulang setiap tahunnya. Dengan demikian rata-rata patah tulang akibat osteoporosis terjadi setiap 3 detik.

4.Berdasarkan definisi osteoporosis dari WHO, diperkirakan sekitar 500 juta pria dan wanita di seluruh dunia mungkin memiliki osteoporosis.

5.Wanita yang menderita osteoporosis mengalami durasi rawat inap di rumah sakit lebih lama daripada jika ia dirawat akibat diabetes, serangan jantung, dan kanker payudara.

Baca Juga: Hari Koki Internasional Diperingati 20 Oktober 2023, Ini Sejarah dan Tema Peringatannya

6.Pada pria, risiko patah tulang lebih tinggi 27% daripada risiko kanker prostat.

7.Patah tulang vertebra (tulang belakang) dapat menyebabkan nyeri punggung, kehilangan tinggi badan, kelainan bentuk, imobilitas, peningkatan durasi lamanya seseorang bed rest, dan penurunan fungsi paru.

8.Wanita berusia 65 tahun dengan satu patah tulang belakang memiliki kemungkinan mengalami patah tulang berulang dalam waktu 5 tahun dengan probabilita satu dari empat orang..

9.Setelah patah tulang pinggul, sekitar 60% memerlukan bantuan setahun kemudian dan 20% akan membutuhkan perawatan jangka panjang.

10.Resiko kematian meningkat sekitar 20 hingga 24% pada tahun pertama setelah patah tulang pinggul.

11.Lebih dari 55% pasien dengan patah tulang pinggul memiliki sejarah patah tulang belakang sebelumnya.

12.Orang yang telah mengalami fraktur tulang akan mengalami peningkatan risiko fraktur berulang sebesar 86%.

Baca Juga: Susunan Upacara Bendera Hari Santri Nasional 2023 Terbaru dan Sering Digunakan, Simak Disini!

13.Risiko mengalami patah tulang berulang sangat tinggi dalam dua tahun pertama setelah patah tulang pertama.

14.Sekitar 80% pasien patah/ fraktur tulang tidak terdiagnosa bahwa penyebab patah tulangnya adalah karena kerapuhan tulang. Diperkirakan hanya 1/3 dari patah tulang belakang yang menjadi perhatian klinis.

Pencegahan osteoporosis dimulai sejak dini melalui gaya hidup sehat untuk tulang

Puncak kepadatan (massa) tulang dicapai antara usia 25 hingga 30 tahun. Namun 60% sampai 80% massa tulang puncak ditentukan secara genetik, olahraga dan asupan nutrisi yang sehat untuk tulang pada usia muda sehingga membantu memaksimalkan potensi genetik.

Faktor gaya hidup berkontribusi besar terhadap kesehatan tulang yang baik sepanjang hidup. Gaya hidup yang mendukung tulang yang sehat adalah olahraga, konsumsi makanan yang memiliki nutrisi untuk tulang, mencukupi kebutuhan vitamin D, menjaga berat badan yang sehat, menghindari merokok dan menghindari asupan alkohol.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Gratis Memperingati Hari Santri Nasional 2023, Lengkap dengan Tema Jihad Santri Jayakan Negeri

Kesadaran dini akan faktor risiko sangat penting, kenali gejala osteoporosis

  1. Jika Anda berisiko osteoporosis, mintalah pemeriksaan kesehatan tulang
  2. Periksa faktor risiko yang Anda miliki, seperti usia, kehilangan tinggi badan, indeks massa tubuh yang rendah, adanya riwayat keluarga, penggunaan obat tertentu dan adanya komorbid tertentu seperti reumatoid artritis.
  3. Periksa kepadatan tulang Anda, jika Anda mengalami patah tulang.
  4. Jangan abaikan nyeri punggung, kehilangan tinggi badan dan/atau tulang punggung melengkung (kifosis) - hal ini dapat ini bisa menjadi tanda keropos tulang belakang.

Osteoporosis dapat didiagnosis dan diobati

Osteoporosis adalah hal yang mudah didiagnosis, jika Anda memiliki osteoporosis atau osteopenia (fase awal osteoporosis), dengan terdeteksinya kondisi tulang Anda akan mempermudah pengobatan.

Perawatan farmakologis telah terbukti mengurangi risiko patah tulang pinggul hingga 40%, patah tulang belakang sekitar 30% sampai 70%; dan beberapa perawatan mengurangi risiko untuk patah tulang non-vertebra sekitar 30% sampai 40%.

Gaya hidup sehat termasuk konsumsi nutrisi yang baik untuk tulang dan mengikuti program olahraga yang sesuai untuk penderita osteoporosis merupakan komponen penting dari manajemen osteoporosis.***

Editor: Helma Apriyanti

Tags

Terkini

Terpopuler