Masjid Kikisik, Saksi Sejarah Letusan Gunung Galunggung Tasikmalaya. Selamat dari Terjangan Lahar Panas

- 13 April 2022, 08:43 WIB
 Masjid Kikisik di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan saksi sejarah dahsyatnya letusan Gunung Galunggung 40 tahun silam. Masjid ini selamat dari terjangan lahar, padahal berada persis di kaki Galunggung.*
Masjid Kikisik di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan saksi sejarah dahsyatnya letusan Gunung Galunggung 40 tahun silam. Masjid ini selamat dari terjangan lahar, padahal berada persis di kaki Galunggung.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Letusan maha dasyat Gunung Galunggung pada 5 April 1982, masih terekam jelas dalam ingatan masyarakat Tasikmalaya.

Dimana letusan yang disertai petir dan hujan pasir serta luapan lahar panas ini telah meluluh lantahkan perkampungan di kaki Gunung Galunggung Tasikmalaya.

Tidak banyak bangunan yang selamat dari terjangan lahar gunung Galunggung Tasikmalaya kala itu. Salah satunya yang kini masih berdiri kokoh yakni masjid yang berada di komplek Pondok Pesantren Kikisik, Desa Gunungsari, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: Persib Bandung Kembali Kehilangan Penjaga Gawangnya, Deden Natshir Dikabarkan Merapat ke Dewa United

Masjid ini pernah membuat heboh warga Tasikmalaya dan sekitarnya saat Gunung Galunggung meletus.

Pasalnya ketika lahar panas mulai turun dan memorak-porandakan apa saja yang dilewatinya, Masjid Kikisik yang hanya berjarak sekitar 5 km dari kawah dan masuk daerah bahaya I, nyatanya luput dari terjangan lahar panas Gunung Galunggung.

Padahal, lokasi masjid beserta kobong pesantren serta puluhan rumah penduduk berada di lokasi cekungan yang sangat mungkin diterjang lahar panas.

Baca Juga: Siaran Langsung IYC Indonesia All Star U-20 vs Barcelona U-18. Ini Jadwal Acara RCTI Rabu 13 April 2022

Kini tepat 40 tahun berlalu, masjid yang memiliki desain sederhana ini seolah menjadi salah satu saksi peristiwa hebatnya letusan Gunung Galunggung.

Bangunan masjid masih berdiri tegak. Meski dilakukan beberapa renovasi, akan tetapi pengurus masjid tetap mempertahankan bentuk aslinya.

"Secara logika, lahar seharusnya masuk dan menerjang masjid beserta pesantren, serta rumah penduduk karena berada di daerah cekungan. Namun hal itu tidak sampai terjadi,” kenang pengelola pondok pesantren Kikisik, H. Kusnadi.

Baca Juga: Dua Utusan Ciamis Masuk Final Kontes Juara Anak Saleh (Koas) Jabar 2022

Kala itu, kata dia, lahar malah berbelok ke arah utara dan selatan perkampungan sehingga masjid dan rumah penduduk selamat dari terjangan lahar.

Salah seorang warga kikisik, Makmun (80), menuturkan, lahar yang dikeluarkan Galunggung kala itu merusak bangunan dan pohon yang ada di wilayah Kikisik.

Wilayah Kikisik ini hanya berjarak 5 Km dari Gunung Galunggung. Tetapi anehnya, ketika aliran lahar akan menerjang wilayah kikisik, justru lahar hanya melewati dan mengalir ke arah selatan dan utara perkampungan.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Pastikan, Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Bukan Mahasiswa. Ini Kata Rocky Gerung

"Waktos harita mah meni keueung pisan. Seueur warga anu ngungsi ka daerah anu lain. (waktu itu suasana sangat mencekam. Banyak warga yang mengungsi ke daerah lain),” kata Makmun.

“Saha nu teu sieun kana bituna Galunggung, guntur sing beledug, kilat sing salaber, hujan keusik jeng lahar kamana-mana (Siapa yang tak takut dengan letusan Galunggung. Bunyi guntur bersahut-sahutan, petir pun saling sambar. Ujan pasir dan lahr kemana-mana),” katanya

Saat itu, kata dia, Pimpinan Pondok Pesantren Kikisik, Ajengan Ahmad Sadili membuat benteng dari gebog (batang) pohon pisang lantas ditutupi barangbang (pelepah daun kelapa) di bagian atas kampung Kikisik.

Baca Juga: Pelantikan Rektor Unsil Digelar Usai Lebaran. Senat Berharap, Rektor Baru Dilantik Langsung Mendikbud Ristek

“Subhanalloh, namun dengan cara itu ternyata tidak mampu melewati batang pohon pisang tersebut. Lahar kemudian berbelok ke arah utara dan selatan menjauhi kampung Kikisik,” katanya.

Hal senada dikatakan, Hasan Hudri (60) salah satu putra dari pendiri pesantren Kikisik Ajengan Ahmad Sadili.

Hasan menuturkan, saat letusan Galunggung ia mendapatkan perintah dari ayahnya untuk melihat kondisi pagar yang terbuat dari gedebog pisang yang ditutupi pelepah pohon kelapa.

Baca Juga: Dua Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Telah Ditangkap. Ini Dia Daftar Nama-nama Pelakunya  

"Ketika saya liat pagar itu masih ada dan tetap pada tempatnya. Saya pun kembali lagi dan lapor ke bapak waktu itu," ujar Hasan.

Berkat pagar yang dibuat oleh Ajengan Ahmad Sadili, serta tentu dengan pertolongan Alloh SWT, aliran lahar akhirnya masuk ke aliran sungai Cibanjaran dan hanya melewati area perkampungan Kikisik. Hanya saja, area perkampungan tertutupi abu vulkanik.

"Alhamdulilah hakikatnya tentu berkat pertolongan Alloh. Aliran lahar jadi mengalir ke arah selatan. Alhamdulilah masjid beserta perkampungan warga mah aman tidak ada yang rusak," terang Hasan.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah