Masjid Besar As-Syuhada Cibugel Sumedang, Mengenang Para Syuhada yang Gugur

- 23 April 2022, 15:50 WIB
Masjid As-Syuhada di Cibugel Sumedang, menjadi bukti kekejaman gerombolan DI/TII.*
Masjid As-Syuhada di Cibugel Sumedang, menjadi bukti kekejaman gerombolan DI/TII.* /kabar-priangan.com/Taufik Rahman/

KABAR PRIANGAN - Sepintas bangunannya memang terlihat seperti bangunan masjid-masjid biasa pada umumnya. Namun setelah ditelusuri lebih jauh, Masjid Besar As-Syuhada Cibugel di Juru Tilu wilayah Desa/Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang ini, ternyata pernah memiliki sejarah kelam.

Menurut keterangan dari masyarakat setempat, Masjid Besar As-Syuhada Cibugel ini dibangun sekitar tahun 1980-an, di tanah wakaf seluas 180 meter persegi.

Masjid Besar ini, sengaja diberi nama As-Syuhada untuk mengenang para syuhada atau kaum muslim yang meninggal saat berperang mempertahankan tanah kelahirannya, dari gangguan gerombolan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) sekitar tahun 1959 silam.

Baca Juga: Kapolda Jabar Cek Kesiapan Operasi Ketupat Lodaya di Wilayah Polres Majalengka

Sebagaimana diceritakan Wawan (63), salah seorang tokoh masyarakat Desa Cibugel. Wawan menuturkan, sebelum dibangun masjid, kawasan Juru Tilu Cibugel ini dulunya merupakan tempat pemakaman massal para syuhada yang gugur akibat gerakan pemberontakan yang dilakukan DI/TII.

Pada tahun 1959, kata Wawan, wilayah Cibugel ini mendapat serangan yang luar biasa dari gerombolan DI TII. Banyak sekali masyarakat tak berdosa yang meninggal akibat kekejaman gerombolan tersebut.

"Saat itu, semua warga dibuat ketakutan oleh gerombolan DI. Banyak warga yang meninggal dunia akibat serangan itu. Jasad warga yang menjadi korban kekejaman gerombolan DI ini, semuanya dimakamkan di satu tempat, yaitu di Juru Tilu," kata mantan Ketua PGRI Cibugel tersebut.

Baca Juga: Jumlah Pemudik Diperkirakan Mencapai 85 Juta Orang. Ade Sugianto: Tasikmalaya Siapkan Hadapi Lonjakan Pemudik

Dengan demikian, kata Wawan, Masjid Besar As-Syuhada Cibugel ini, memang menjadi salah satu bukti sejarah kekejaman gerombolan DI/TII di wilayah Cibugel, Kabupaten Sumedang.

Penamaan masjid itu sendiri, menurut Wawan, dilatarbelakangi atas jejak sejarah yang pernah terjadi di lokasi tanah yang akan dijadikan bangunan masjid.

Karena sebelum dijadikan bangunan masjid, lokasi Juru Tilu sendiri awalnya merupakan tempat pemakaman massal korban pembantaian DI.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat, 8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah, Begini Penjelasannya

Untuk mengenang ratusan warga yang menjadi korban kekejaman DI/TII ini, masyarakat pun sepakat untuk menamai Mesjid Besar ini dengan nama As-Syuhada.

Sebagaimana diketahui, As-Syuhada itu artinya kaum Muslim yang meninggal ketika berperang atau berjuang dalam membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran.

"Sebelum dibangun Mesjid Besar As-Syuhada, semua jasad yang dimakamkan secara massal di lokasi ini, telah dipindahkan terlebih dahulu oleh masing-masing keluarganya. Jadi pas dibangun, sudah tidak ada makam lagi," ujarnya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah