“Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, berarti telah menghidupkan Islam”.
Sahabat Ali Bin Abi Thalib berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
“Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, apabila pergi meninggalkan dunia pergi dengan membawa iman”.
Amalan Bulan Maulid
Masyarakat menyebut bulan Rabiul Awwal dengan sebutan bulan Maulid, Mulud, atau Muludan.
Pada hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW bulan Rabiul Awwal biasanya diisi dengan berbagai macam kegiatan keagamaan seperti dzikir, shalawat, pembacaan buku rawi (buku sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw), melalui atau tanpa iringan tabuhan rebana, pembacaan ayat Al-Qur’an, penyampaian ceramah agama, dan makan bersama di tempat atau pembagian makanan yang biasa disebut “berkat”.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan,