Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar.
Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi.
Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam pada masa Perang Salib.
Sementara masyarakat muslim di Indonesia menyambut peringatan aulid nabi dengan mengadakan kegiatan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi. pembacaan syair Barzanji, pengajian dan tabligh akbar.
Keutamaan Maulid Nabi
Dikutip kabar-priangan dari NU Online, Ulama Asy-Syekh Al-Hafidz As-Suyuthi mengatakan bahwa memperingti kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan cara mengumpulkan banyak orang dan membacakan ayat-ayat al-Qur'an dan diterangkan (diuraikan) sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran hingga wafatnya dan diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya dengan cara yang tidak berlebihan adalah merupakan perbuatan bid’ah hasanah.
Baca Juga: Kejagung Nyatakan Berkas Kasus Pembunuhan Brigadir J dan Obstruction of Justice Sudah Lengkap
Perbuatan ini akan mendapatkan pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab merupakan wujud kegembiraan, dan kecintaan (mahabbah) kapada Rasullullah SAW.
Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW :