Remy Sylado: Kritik Film Harus Dikerangkai oleh Dramaturgi yang Benar (4)

- 31 Mei 2023, 12:02 WIB
Remy Sylado mengatakan bahwa pengetahuan dramaturgi merupakan kerangka penting untuk membuat kritik film.
Remy Sylado mengatakan bahwa pengetahuan dramaturgi merupakan kerangka penting untuk membuat kritik film. /pikiran-rakyat.com/

Dalam mengacu sifat presentasional menyangkut pendekatan akting naturalisme realisme, maka tugas aktor adalah melaksanakan hasil interpretasi yaitu secara ‘total immerse’, atau katakanlah ‘mencelup lebur secara terpadu antara dirinya dan perannya’.

Sebuah karya dramaturgi yang menjadi standar bagi studi aktor yang dikonsep oleh sutradara, dengan sendirinya dimulai dari sejarah pertama teater. Mula-mula menyimak karya-karya dramaturgi Yunani antara tragedi oleh Aeschylos, Euripides, Sofokles, kemudian komedi oleh Aristofanes.

Setelah itu, menyimak pula tragedi-tragedi agung karya Shakespeare di Inggris pada zaman yang sama dengan komedi-komedi agung karya Molière di Prancis.

Baca Juga: Wisata Kuliner Indonesia di KJRI Noumea 2023, Kebanjiran Ribuan Pengunjung

Pada galibnya pola dasar dramaturgi atas dua ciri cerita yang disebut di atas, tragedi ataupun komedi, masing-masing memiliki struktur yang boleh dibilang sebangun, terdiri dari unit-unit (a) introduksi, (b) situasi, (c) konflik, (d) klimaks, (e) solusi.

Uraiannya, (a) introduksi, dalam bahasa Yunani disebut ‘sýstasi’ (σύσταση) adalah bagian di mana pengarang dramaturgi memperkenalkan siapa peran-peran dalam cerita dan hubungan satu dengan lainnya.

Kemudian (b) situasi, dalam bahasa Yunani yang disebut atau ‘topothesía’ (τοποθεσία) adalah keadaan yang berkaitan dengan tempat di mana berlangsung perbedaan antara peran satu dengan peran lainnya dan darinya akan meruncing menjadi (c) konflik, dalam bahasa Yunaninya ‘diamáchi’ (διαμάχη).

Baca Juga: HTTS 2023, YLKI Prihatin Arah Kebijakan Pemerintah Belum Jelas dalam Pengendalian Konsumsi Rokok

Puncak darinya tiba pada (d) klimaks, dalam bahasa Yunaninya ‘apokorýfoma’ (αποκορύφωμα). Setelah itu cerita selesai dalam suatu ujung, yaitu (e) solusi, bahasa Yunaninya ‘lýsi’ (λύση). Di ujung ini masing-masing cerita mempunyai simpai tipikal.

Simpai pada tragedi disebut katastrof dari bahasa Yunani ‘katastrofí’ (καταστροφή), dan simpai pada komedi disebut dalam bahasa Yunani ‘Lixi’ (Ληξη) atau kata Prancisnya ‘dénouement’.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x